Advertise Box

RAHASIA PARTAI (PKI)

 
RAHASIA PARTAI (PKI)
Seorang teman yang telah keluar dari Partai pernah menuding saya: "Pengetahuan bung tentang PKI sangat rendah, dangkal dan tidak bermutu". Saya tidak segera menjawab meskipun saya punya waktu yang cukup untuk menjawab dan merenungkan tudingan teman yang bermaksud baik itu. Tapi yang saya tahu tentang teman yang tidak pernah saya kenal sebelumnya itu  pernah hidup berkumpul bersama, hidup kolektif dalam sebuah kamp penampungan di bumi Tiongkok sebagai orang-orang bekas anggota PKI yang tidak bisa pulang ke tanah air mereka dan di sana berkumpul dari mulai calon anggota Partai, kader-kader Partai tingkat rendah hingga kader tertinggi yang duduk dalam pucuk pimpinan Partai.  Dan semua orang tahu bahwa kehidupan mereka selama berkumpul dalam satu tempat itu hanyalah bertengkar, berdiskusi, bermusuhan, berkawan, berkelahi dan berbicara tak habis-habisnya tentang Partai di masa lalu. Pengetahuan mereka tentang Partai memang luar biasa kayanya terutama pengetahuan fiktif yang kaya fantasi, imajinasi dan kreatifitas  membikin sejarah baru dari  Partai mereka. Dan bukan hanya di luar negeri tapi juga di dalam negeri, pengetahuan mendalam tentang Partai dan seluk beluk Partai  yang telah dimiliki oleh hampir semua bekas-bekas anggota Partai termasuk yang pernah dibuang di Pulau Buru, di penjara-penjara atau yang dari Nusa Kambangan, yang semuanya berusaha menjual pengetahuan mereka tentang Partai kepada siapa saja yang berminat dan terutama kepada para peminat asing yang akan menulis sejarah Partai yang  memberikan sedikit kontra prestasi kepada setiap ilmuan sejarah Partai yang seharusnya bisa dipercayai itu. Di manakah lagi yang tersisa rahasia-rahasia Partai yang belum terungkap dan  tersingkap?. Bahkan di pengadilan musuh semuanya telah dibuka lebar-lebar sehingga yang mencatat sudah kehabisan tenaga dan merasa sudah cukuplah, bahkan sudah terlalu banyak rahasia Partai yang digelontorkan hingga tidak mungkin dibedakan lagi yang mana yang sungguh-sungguh tahasia Partai dan yang mana yang fiktif oleh rekaan fantasi dan imajinasi. Musuh sudah tidak punya gudang persediaan untuk menampung rahasia Partai PKI yang dibuka oleh orang-orang PKI sendiri. Para ahli dan peneliti asing merasa sudah dibanjiri inflasi rahasia Partai hingga mereka sudah enggan menulis buku lebih banyak karena terlalau banyak memiliki rahasia hingga rahasia itu sesungguhnya sudah tidak ada dan bila semua rahasia sudah terbuka dan dibuka berarti semua rahasia melenyap: bukan rahasia lagi! Buku-buku yang ditulis peneliti asing semakin rendah mutunya karena terlalu banyak sensasi dan isapan jempol dan yang merasa dirugikan adalah pembuka-pembuka rahasia professional yang bahkan fiksi dan fantasi mereka sudah kehilangan kemujarabannya dan menjadi barang-barang kodian yang bertumpuk-tumpuk di tengah pasar tanpa pembeli.
Tapi apakah sesungguhnya rahasia terbesar PKI ?, siapakah yang memegang rahasia itu? Orang hanya bisa menduga duga yang kadang-kadang kebetulan benar dan juga tidak. Karena rahasia besar dan satu-satunya dari PKI hanya berada di tangan Ketua PKI dan Suharto. Dan karena Suharto mengetahui dengan pasti rahasia besar PKI maka dialah yang berhasil merebut kemenangan serta berhasil menghancurkan PKI. Sama halnya dengan rahasia-rahasia militer Kuo Min Tang yang diketahui pihak PKT karena orang-orang militer mereka yang masuk dan bekerja dalam Markas besar militer KMT dan mengetahui rencana-rencana serangan militer mereka terhadap Long Marsh  Tentara Pembebas Rakyat Tingkok (TPRT) dan menggagalkannya hingga Kumintang kalah dan terusir hingga pulau Formosa atau Taiwan sekarang ini. Dan apakah konon rahasia besar PKI itu? Tidak secuilpun yang surprais dalam rahasia itu, tidak menggemparkan, tidak sensasionil, tidak spektakuler tapi punya nilai strategis dan taktis yang luar biasa besar dan pentingnya yang akan menentukan  PKI menang atau kalah. Dan karena rahasia itu terbuka dan hanya diketahui oleh suharto, maka PKI kalah dan hancur seperti juga kekalahan Kuo Min Tang meskipun mereka tidak hancur.
PKI tidak akan membrontak dan tidak bermaksud  memberontak serta tidak merencanakan pemberontakan, tidak akan merebut kekuasaan dengan senjata dan hanya akan menlancarkan revolusi administratif yang tidak mengalirkan darah  dengan peralihan kekuasaan secara damai. Itulah semua rahasia besar PKI. Dan rahasia itu hanya ada di tangan Ketua PKI yang lalu  hanya diketahui oleh Suharto. Untuk menjaga  dan menutupi rahasia besar itu PKI lalu berkampanye dengan nada agresssif untuk mengesankan pada musuh (militer) bahwa PKI punya kekuatan riil, punya dukungan di kalangan militer, punya sahabat tersetia yaitu Sukarno yang punya hubungan historis dengan Ketua PKI maupun kader-kader PKI lainnya, punya pengaruh dalam Nasakom dan yang penting juga punya massa simpatisan puluhan juta, punya "tiga juta" angggota Partai(PKI tidak punya sistim kartu anggota yang Ketua Partainya sendiri tidak pernah tahu persis berapa jumlah anggota-anggota Partainya), punya orang-orang mereka dalam Kekuasaan Negara (meskipun belum penting dan tidak penting), punya para sahabat Internasional Partai-partai sekawan sepert a.l. Tiongkok(PKT), PKUS Soviet Uni(  yang diahiri  dengan menjadi musuh). Dan semua harta benda raksasa itu bukanlah kebetulan otomatis dipunyai PKI tapi telah lama disiapkan sebagai sendjata strategis dan taktis untuk merebut kekuasaan tanpa  meledakkan senjata. Dan kampanye agressif yang seolah olah PKI punya kekuataan riil, kekuatan bersenjata di belakang mereka, hingga membuat musuh-musuhnya takut (ingat "mengganyang setan-setan desa dan kota" atau"bersiap-siap atas kemungkinan piring mangkuk pecah") dimakksudkan agar musuh tidak terprovokasi untuk menggunakan senjata terlebih dulu bagi memukul PKI: itulah taktik PKI, taktik menggertak musuh untuk melancarkan revolusi administratif yang diharapkan tidak meledakkan senjata, tidak berdarah, tidak menimbulkan korban rakyat yang besar. PKI punya semboyan yang mereka sering lontarkan: "Bila tergantung pada PKI, maka PKI tidak akan merebut kekuasaan dengan kekerasan" ( dengan senjata atau pemberontakan revolusi kekerasan). Semboyan yang punya dua lidah ular atau dobel moral ini punya makna di satu pihak, memang PKI sungguh-sungguh punya strategi dan taktik jalan damai sebagai garis politik yang terpokok dan terpenting dan pula satu-satunya, yang tunggal, tapi makna yang lain mempunyai sifat gertak dalam kata-kata "kalau tergantung pada PKI" yang itu sama sekali tidak sungguh-sungguh yang bersifat menipu ke dalam (PKI sendiri)  dan keluar (musuh). Namun maksud PKI memang baik meskipun sudah pasti akan berahir buruk. Saya teringat akan kata-kata Prof. Salim Said yang mengatakan: "Maksud Gus Dur untuk menghapus TAP MRRS/25/1966 adalah baik-baik saja, tapi dilontarkan pada saat yang tidak tepat ketika trauma rakyat terhadap PKI masih mendalam". Sebuah kesimpulan Prof. Salim yang murni , genial meskipun terdengar sederhana. Persis sama dengan PKI yang juga punya maksud sederhana tapi budiman, tidak ingin menggunakan kekerasan dalam mencapai cita-cita untuk mendatangkan kemakmuran rakyat tapi juga dilotarkan di saat-sat musuh sedang kuat dan juga kalap serta punya semangat anti Komunis yang sangat tinggi dan sedang menggelora. Dan di saat inilah PKI melakukan kesalahan fatal dan berakibat fatal pula. PKI hanya punya satu rahasia dan tidak punya cadangan rahasia yang lainnya  atau kalau dianggap punya cumalah rahasia kosong melompong gertak sambal dalam kata-kata: "kalau tergantung pada PKI". Mestinya dibalik kata-kata demikian PKI punya kekuaktan riil, punya senjata, punya pasukan yang  yang juga mutlak rahasia ( berapa jumlah kekuatannya, dibawah kendali siapa , di mana kekuatan mereka terpusat). PKI hanya berhasil menanamkan disiplin baja terhadap para anggotanya: mutlak hanya mendengar satu komando, komando tertinggi, komando Ketua Partai. Dan selama komando tertingi tidak memutuskan : "LAWAN"! seperti yang diputuskan oleh penyair Wiji Thukul kemudian, maka seluruh PKI tidak akan berlawan dan ketika suasana damai telah hancur dan PKI dipukul  hebat, Ketua PKI telah sempat dibunuh Suharto karena suharto tahu persis PKI tidak akan berlawan sesuai dengan garis politik damai mereka dan drama tragis itupun datang menimpa PKI dan rakyat Indonesia. PKI tidak punya rahasia cadangan kedua yaitu berlawan dengan pemberontakan bersenjata bila revolusi adminiustrasi telah gagal total. Perintah :"LAWAN !" yang seharusnya telah saatnya untuk melanggar disiplin baja sebagai  disiplin tidak  berlawan bila tidak ada komando, memang tidak mungkin diberikan karena memang tidak ada persiapan dan rahasia demikian. Komando "Lawan!" dalam situasi demikian tidak mungkin diberikan. Juga karena PKI mempuyai garis yang sama seperti garis Sukarno: Melancarkan revolusi administrasi, revolusi gertak sambal, revolusi pidato dan perang manifestasi dengan peluru kertas dan pernyataan-pernyataan, protes-protes serta banjir semboyan "revolusioner" di kota-kota.
Namun juga PKI telah memberikan pelajaran yang tak terhingga besarnya sebagai guru negatif bagi generasi selanjutnya: Jalan damai yang  sungguh-sungguh tidak akan pernah ada, tidak mungkin ada dan kalau dipaksa diadakan akan pasti menemui kegagalan dan kehancuran. Jalan Parlemen adalah jalan ilusi yang akan selalu mengabadikan penderitaan dan kemiskinan serta penghisapan, penindasan terhadap rakyat oleh penguasa reaksioner yang licik. Karenanya jalan yang lurus dan benar untuk membebaskan rakyat dari penindasan dan penghisapan penguasa mereka adalah jalan revolusi kekerasan bersenjata jangka panjang, dan itu sama sekali bukan rahasia melainkan harus diumumkan kepada siapa saja agar rakyat tidak ragu dan tertipu. Revolusi hanya mengenal satu rahasia terbesar dan mutlak: Bagaimana kongkktiynya serta perinciannya cara memukul dan menghancurkan musuh. Bila rahasia ini terbuka, maka revolusi akan mengalami kegagalan dan kerugian besar. Dan hal itu telah dialami PKI ketika rahasia besar dan satu-satunya diketahui oleh Suharto Bahwa PKI bernaksud menghancurkan musuh-musuhnya dengan peluru kertas, manifestasi dan protes, pidato-pidato, semboyan dan gertak sambal sebagai isi dan inti seluruh perjuangan mereka: merebut kekuasaan dengan jalan damai yang dihadapi Suharto dengan besi dan mesiu.
ASAHAN.
Hoofddorp, 21 Mei 2011.
__._,_.___

+ Add Your Comment

Sponsored by