Advertise Box

[ac-i] Membantah fitnah pemalsu sejarah

 



 

 


Suar Suroso:
 
MEMBANTAH FITNAH PEMALSU SEJARAH
Kesempatan ulang tahun ke-91 PKI dipergunakan Hersri Setiawan, menyebarluaskan tulisannya berjudul Peristiwa G30S 1965: mengapa dan bagaimana. Sangat menyolok didalamnya Hersri mjengajukan pendapat bahwa mistifikasi harus diakhiri Mistifikasi atau pembohongan tentang Peristiwa '65 tidak boleh dibiarkan terus meracuni sejarah bangsa, dan harus segera diakhiri demi masadepan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. Maka ditulisnya antara lain:
"Dari sudut politik gerakan G30S dipimpin oleh sebuah Dewan Militer yang diketuai D.N. Aidit dan Syam Kamaruzzaman selaku wakil; Kolonel A. Latief sebagai pimpinan operasi militer, dan Letkol Untung Samsuri sebagai pimpinan gerakan. Gerakan bermarkas di rumah Sersan (U) Suyatno, di komplek perumahan AURI di Pangkalan Udara Halim. Dengan perhitungan aksi militer itu akan dilaksanakan oleh para perwira militer sendiri, terlepas dari partai, pada sidang Politbiro dalam bulan Agustus 1965 sepakat untuk memberikan dukungan politis.
Untuk itu Aidit lalu membentuk satu tim khusus yang dipilih dari anggota-anggota Politbiro, untuk membahas dengan cara-cara apa partai akan mendukung para perwira itu. Sejak gerakan dimulai semua wewenang Politbiro diambil-alih oleh Dewan Militer tersebut di atas. Semua instruksi politik yang dianggap sah, hanyalah yang bersumber dari Dewan Militer. Tapi karena cara-kerja pengorganisasiannya tidak berjalan sesuai dengan rencana, maka tanda-tanda kegagalan gerakan segera menampak, maka Dewan ini pun tidak lagi berfungsi. Dalam keadaan demikian agaknya Aidit 'mundur', kembali teringat pada kejayaan partainya ketika dipimpin trio: Aidit-Lukman-Njoto. Ia lalu membagi tugas: Aidit memimpin perjuta di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lukman memimpin gerakan bawah-tanah di ibukota, dan Njoto -- dimanfaatkan hubungan baiknya dengan Soekarno – ditugasi untuk memelihara legalitas partai dengan tetap menjalankan fungsi kenegaraan sebagai menteri.
Dewan Militer tidak lagi berfungsi. Pasukan pendukung gerakan G30S dan Dewan Revolusi tercerai-berai ibarat sapulidi tanpa simpai. Untung Samsuri sendiri tertangkap di Tegal, dalam pelariannya dengan naik kendaraan umum bis. Semua tidak tahu apa yang harus dikerjakan kecuali mencari jalan sendiri-sendiri menyelamatkan diri. Juga DN Aidit, atas perintah Syam, segera terbang ke Yogya dengan bantuan pesawat AURI. Syam sendiri segera menghilang tanpa meninggalkan sepatah instruksi apa pun kepada kawan-kawannya, dan tidak seorang kawan pun tahu di mana dia berada – sampai ia ditangkap di daerah Jawa Barat tahun 1967" .
Bahagian tulisan Hersri ini cukup mempesona, bermanfaat mendiskreditkan pimpinan tertinggi PKI, Aidit, Lukman dan Njoto. Dan bermanfaat membuktikan keterlibatan PKI dalam G30S dan bahwa PKI adalah dalang G30S. Dan Hersri mendemonstrasikan kebobrokan pimpinan tertinggi PKI yang penuh pertentangan.  Pertentangan Aidit – Njoto demikian didramatisir, hingga Politbiro tidak pernah bersidang.
Mendiskreditkan pimpinan PKI adalah sesuatunya yang sangat diinginkan Suharto dan CIA. Sesuatunya yang sangat diperlukan untuk menuntaskan pembasmian PKI sampai keakar-akarnya. Tapi Hersri yang berlagak mau melenyapkan kebohongan, dia berbuat sepenuhnya menggunakan kebohongan. Tulisannya diatas tidaklah didasarkan pada kenyataan. Tak bisa dibuktikan kebenarannya Ini adalah karangan buah khayal renungannya. Sudah banyak buku yang ditulis menunjukkan bahwa PKI tidak terlibat dalam G30S apalagi dalang G30S.
Perlu dicatat, bahwa Politbiro yang oleh Hersri dinyatakan tak pernah lagi bersidang, justru di tahun 1966  mengeluarkan dokumen-dokumen historis berjudul: JUNJUNG TINGGI NAMA DAN KEHORMATAN KOMUNIS, Pesan Politbiro CC PKI 23 Mei 1966; MENEMPUH JALAN REVOLUSI UNTUK MEWUJUDKAN TUGAS-TUGAS YANG SEHARUSNYA DILAKSANAKAN OLEH REVOLUSI AGUSTUS 1945 , Statement Politbiro CC PKI 17 Agustus 1966; TEGAKKAN PKI YANG MARXIS-LENINIS UNTUK MEMIMPIN REVOLUSI DEMOKRASI RAKYAT INDONESIA, Otokritik Politbiro CC PKI September 1966. Dokumen-dokumen ini menunjukkan prestasi Politbiro CC PKI ketika itu. Bagi generasi muda sangat berguna dipelajari untuk mengenal dan memahami sejarah serta tujuan perjuangan PKI.
Saluut kepada para anggota Politbiro CC yang dengan setia mengabdi Partai sampai mengorbankan jiwa raga !
Hersri bukan hanya kali ini berbohong.Tahun 2002, dengan dana Ford Foundation, Hersri menerbitkan buku berjudul NEGARA MADIUN ? Judul buku ini menunjukkan keragu-raguan tentang eksistensi Negara Madiun. Tapi isinya memaparkan pandangan, bahwa PKI melakukan pemberontakan di Madiun dan mendirikan Negara Madiun. Buku ini sempat dipakai Sabam Siagian untuk menuding PKI bersalah dalam Peristiwa Madiun. Dengan buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI DOKTRIN TRUMAN DI ASIA terbitan Hasta Mitra 2010, saya telah membantah pandangan Hersri ini. Dengan data dan fakta dipaparkan dalam buku itu, bahwa Peristiwa Madiun bukanlah pemberontakan PKI, tapi adalah pelaksanaan Doktrin Truman, yaitu the policy of containment, politik pembasmian komunisme sejagat; maka mendahului Peristiwa ini, dengan menggunakan Partai Masjumi untuk beroposisi, Amerika berhasil menggulingkan pemerintah Amir Sjarifuddin, kabinet koalisi yang didukung PKI. Dalam Peristiwa ini tokoh-tokoh utama
pimpinan PKI terbunuh, termasuk Amir Sjarifuddin dan Musso.
    
Mengenai buku NEGARA MADIUN? , Pak Soemarsono dalam bukunya REVOLUSI AGUSTUS Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah menulis: "Saya didatangi seorang penulis, sebenarnya teman setahanan di penjara Salemba juga. Dia kemudian dibuang ke Pulau Buru. Namanya Hersri yang waktu saya ke Belanda dia masih bermukim di  sana setelah bebas dari tahanan. Suatu ketika di Jakarta dia datang ke rumah atas permintaan Arief Budiman. Rupanya Hersri diminta oleh sponsor penyandang dana – entah siapa (Ford Foundation SS) --, menjumpai saya. Ia boleh dikata masih muda. Ngomong-ngomong, ia ceritera soal Tiongkok. Lalu saya tanggapi, bagus ceritanya. Saya bicara teori, ia mengerti juga. Saya seneng. Saya percaya, yah boleh saja saya diwawancarai. Sampai mencapai duapuluh tiga atau duapuluh empat kaset rekaman, maksudnya sebagai bahan untuk menulis buku mengenai saya. Benar juga. Buku mengenai saya terbit pada akhir September 2002, tetapi tanpa persetujuan saya. Karena saya
pernah diwawancarai mestinya saya ditanyai dulu atau mendapat kesempatan baca sebelum bukunya beredar. Tapi ini tidak. Mula-mula kesan saya cuma tidak etis saja menurut kode etik penerbitan. Ternyata tidak itu saja. Setelah saya pelajari, lho isinya kok ngalor-ngidul – ke sana ke mari – tanpa arah kayak begini. Ngalor-ngidul itu, nggak sesuai dengan apa yang kami omongkan bersama. Ia ada pakai dokumen-dokumen waktu saya ditahan Belanda di Semarang dan di Jakarta, lalu juga komentar dari radio Nefis dari Surabaya. Barangkali supaya kelihatan otentik, hasil kerja riset. Keterlaluan."
"Buku yang beredar mengenai saya itu pada kulit muka pakai gambar saya, Soemarsono. Titel bukunya 'Negara Madiun ?' Wah titelnya itu sendiri sudah aneh kan. Wong Peristiwa Madiun  itu kemana pun dan di mana pun saya berada , saya selalu katakan itu bukan pemberontakan – met of zonder tanda-tanya yang insinuatif itu. Kepada siapa saja, di negeri Belanda, di Radio Hilversum, di mana saja saya bicara tentang Peristiwa Madiun, tegas saya katakan: Itu bukan pemberontakan, di Leiden saya juga ngomong begitu".
 
Pemalsuan sejarah menjadi bersimaharajalela selama rezim Orba Suharto kuasa. Pemalsuan sejarah tidak tanggung-tanggung. Sampai-sampai Noegroho Notosoesanto menulis, bahwa Pancasila bukanlah hasil galian Bung Karno. PKI adalah dalang G30S. Penulisan sejarah yang demikian jelaslah menghasilkan pembodohan bangsa. Karya-karya sederetan pemalsu sejarah seperti Victor Miroslav Fic, Jung Chang, J.A..Dake, Noegroho Notosoesanto dsb  bertebaran luas. Ini meracuni fikiran generasi muda kita.
 
Demi membasmi kekuatan kiri di dunia, membasmi komunisme, RAND Corporation, dan Ford Foundation yang jadi tangan-tangan utama CIA menyediakan dana besar-besaran untuk membiayai penulisan sejarah yang dipalsu.
 
Di kala bangkrutnya rezim orba Suharto yang dibangun diatas dasar kebohongan demi kebohongan, generasi muda Indonesia sedang bangkit membuka mata, mempelajari sejarah bangsa atas dasar cari kebenaran dari kenyataan. Janganlah dibiarkan para pemalsu sejarah menguasai penulisan sejarah bangsa !
 
 
25 Mei 2011.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by