Advertise Box

[ KHI ] Sejarah dalil Bayes (1).

 

Dalil Bayes, dinamakan menurut Thomas Bayes pada abad ke-18, menghadapi pertanyaan: Bagaimana kita harus mengubah (memodifikasi) keyakinan-keyakinan kita dipandang dari sudut informasi tambahan? Apakah kita berpegang teguh pada asumsi-asumsi (pengiraan-pengiraan) yang dulu, lama setelah asumsi-asumsi itu menjadi tidak dapat dipertahankan lagi, atau ditinggalkan dengan cepat pada bisikan keragu-raguan yang  pertama? Pertimbangan Bayes menjanjikan untuk membawa pandangan-pandangan kita secara berangsur-angsur sesuai dengan realitas dan dengan demikian menjadi sarana yang tidak terhingga nilainya bagi bermacam para ahli ilmu pengetahuan dan sungguh-sungguh, bagi setiap orang yang ingin, menaruh dengan kata-kata yang muluk-muluk (melangit), untuk menyerempakkan (mengkronisasikan) dengan alam semesta.
 
Pada intinya, dalil Bayes tergantung pada suatu pembalikan haluan yang sederhana: Jika anda ingin menaksir kekuatan hipotesis anda berdasarkan fakta-fakta yang diberikan, anda harus pula menaksir kekuatan fakta-fakta yang diberikan pada hipotesis anda. Dalam menghadapi ketidakpastian, seorang yang mengikuti dalil Bayes menanyakan tiga pertanyaan: Bagaimana keyakinan saya dalam kebenaran kepercayaan saya yang pertama? Pada asumsi (pengiraan) bahwa kepercayaan saya yang aseli adalah benar, bagaimana keyakinan saya bahwa fakta yang baru adalah tepat? Dan apakah kepercayaan saya benar atau tidak , bagaimana keyakinan saya sehingga fakta-fakta yang baru adalah tepat?
 
(bersambung)

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by