Advertise Box

[ KHI ] Gereja Tertua di Batavia [5 Attachments]

 
[Attachment(s) from Donny Budiman included below]

Gereja Tertua di Batavia

 

 

Pada masa kolonial Belanda, banyak dibangun bangunan-bangunan megah yang masih bisa kita saksikan peninggalannya hingga kini. Selain gedung pemerintahan, stasiun kereta api, juga terdapat gereja sebagai tempat ibadah.

 

 

Syahdan, gereja tertua di Batavia terdapat di daerah Kota, tepatnya di lokasi Museum Wayang sekarang. Nama gereja itu adalah De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Lama Belanda. Gereja tersebut dibangun untuk melayani penduduk sipil Eropa dan tentara Belanda yang hendak beribadah.

 

 

Gereja Lama Belanda dibangun tahun 1640, kemudian dipugar tahun 1732  dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandsche Kerk atau Gereja Baru Belanda. Halaman gereja digunakan sebagai tempat pemakaman, yang di antaranya terdapat makam Gub. Jend. Jan Piterzoon Coen.

 

 

Sayang, dalam perjalanan waktu, bangunan gereja itu hancur karena gempa bumi. Di atas lokasi lama lalu dibangun bangunan baru, namun bukan gereja lagi melainkan kantor dagang Belanda (1934).  Gedung inilah kemudian yang dalam perkembangan berikutnya dijadikan Museum Wayang (1975) hingga sekarang. 

 

 

Bagaimanakah perkembangan bangunan gereja berikutnya di Batavia? Berikut catatan singkat yang setidaknya mencatat 5 gereja tertua di Batavia.

 

 

 

  1. Gereja Portugis (Gereja Sion)

 

 

Gereja ini terletak di Jln Jayakarta, Jakarta Pusat. Didirikan tahun 1695. Disebut gereja Portugis karena pada awalnya gereja ini memang ditujukan hanya untuk warga Portugis, khususnya orang-orang Portugis peranakan yang biasa disebut Portugis Hitam. Mereka datang dari India, Sri Lanka dan Malaka, lalu kawin mawin dengan penduduk setempat.

 

 

Menurut sejarah, ketika Belanda merebut wilayah tsb dari Portugis, orang-orang Portugis yang berdomisili di sana dibawa Belanda ke Batavia untuk dijadikan budak. Di Batavia, bagi mereka yang mau beralih agama menjadi Protestan,  dijanjikan kebebasan  --karena itulah mereka disebut  kaum mardijkers, yakni orang-orang yang telah dimerdekakan. Bersamaan dengan itu, dibangun pula gereja ini sebagai tempat ibadah mereka.

 

 

Beberapa bagian bangunan dan perabotan lama masih terawat baik di gereja ini. Antara lain, mimbar gereja dan kursi-kursi kayu  antik. Tak lupa, tentu, genta antik yang terletak di depan gereja.

 

 

  1. Gereja Tugu

 

 

Gereja ini terletak di Kampung Tugu, yaitu sebuah kawasan lama yang terletak di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Dibangun tahun 1744 – 1747. Gereja Tugu dibangun oleh Justinus Vinck, seorang tuan tanah Belanda yg kaya raya.

 

 

Meskipun dibangun oleh orang Belanda, gereja ini juga ditujukan untuk orang-orang Portugis, sebagaimana Gereja Sion.sebelumnya. Menurut sejarah, pada abad ke-18, sebagian tanah di kampung Tugu diberikan Belanda kepada 23 keluarga Portugis peranakan yang beragama Kristen  Protestan sebagai tempat tinggal. Bersamaan dengan itu, dibangun gereja  ini untuk keperluan ibadah mereka. Maklum, daerah Tugu pada masa itu terbilang sepi dan jauh dari pusat kota. Kata Tugu sendiri konon berasal dari kata PorTUGUise.

 

 

Beberapa peninggalan lama pun masih terawat dengan baik di sini. Antara lain: mimbar kuno, beberapa bangku antik, lonceng dan piring-piring kuno. Sementara di halaman gereja, terdapat makam leluhur orang Portugis pendahulu mereka.

 

 

  1. Gereja Anglican

 

 

Gereja ini terletak agak terpencil dan tertutup persis di depan Hotel Aryaduta, kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Didirikan tahun 1829. Gereja yang kini dibangun secara permanen, awalnya didirikan sebagai pengganti kapel atau gereja kecil yang dibangun oleh London Missionary Society. Pada masa itu, gereja tsb merupakan pusat penginjil pertama bagi orang Tionghoa di Jakarta.

 

 

 

  1. Gereja Emmanuel

 

 

Gereja ini terletak di Jln. Pejambon, tepatnya persis di depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Dibangun  tahun 1834. Gereja ini dibangun untuk mempersatukan beberapa aliran yang ada dalam agama Kristen Protestan. Sebelumnya, Gereja Emmanuel bernama Gereja Willem, yaitu nama Raja Belanda yang mempunyai inisiatif untuk mempersatukan umat Protestan.

 

 

Bangunan gereja terlihat  kokoh dengan pilar-pilar tinggi di teras depan. Beberapa peninggalan lama pun masih terawat rapi, antara lain  orgel raksasa yang masih dapat digunakan hingga sekarang.

 

 

  1. Gereja Katedral

 

 

Geraja ini terletak tepat di depan Masjid Istiqlal, Jakarta. Pusat. Dibangun  tahun 1901. Berbeda dengan empat gereja sebelumnya, gereja Katedral adalah gereja umat Katolik. Bentuknya lancip  dengan arsitektur gotik, menjulang tinggi dengan dua menara megah di sisinya.

 

 

Semula, di lokasi gereja terletak istana panglima tertinggi Belanda. Lalu dijual oleh pemerintah kolonial Belanda kepada umat Katolik. Sementara istana panglima Belanda  dipindahkan ke Pejambon, yang sekarang jadi Departemen Luar Negeri.

 

 

Kelima bangunan gereja di atas hingga kini masih berfungsi dengan baik. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, gereja-gereja tersebut  juga dijadikan sebagai daerah kunjungan wisata yang turut mewarnai perkembangan kota Jakarta  yang tumbuh dari masa ke masa....



Note:



Keterangan Gambar:

  1. Gereja Sion
  2. Gereja Tugu
  3. Gereja Anglican
  4. Gereja Emmanuel
  5. Gereja Katedral

__._,_.___

Attachment(s) from Donny Budiman

5 of 5 Photo(s)

Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
MARKETPLACE
A bad score is 598. A bad idea is not checking yours, at freecreditscore.com.

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by