Advertise Box

[ KHI ] Panggilan Thylacine: Lindungilah Hutan Belantara.

 

Taman Nasional Kakadu adalah suatu wilayah tanah-tanah basah, tanah-tanah pohon dan formasi-formasi batu-batu yang merupakan tempat tinggal  bagi susunan margasatwa yang fantastis. Kakadu, salah satu situs Warisan Dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), memiliki hampir 300 spesis burung (lebih dari sepertiga adalah burung-burung Australia), lebih dari 60 mammal dan lebih dari 120 reptil, termasuk buaya besar air asin, kadal-kadal monitor dan, banyak sekali ular. Selain untuk melihat beberapa penghuni yang berbahaya - dari jarak jauh - para pengunjung mengharapkan untuk dapat melihat  thylacine, marsupial yang bagus sekali.
 
Spesis thylacine punah di tanah daratan Australia  kira-kira 3,000 tahun berselang. Lukisan dinding batu, pada salah satu lebih dari 5,000 situs seni di Kakadu, mungkin dibuat oleh pribumi  (Aborigin)  Australia, pemburu-pengumpul , kira-kira pada waktu itu (3,000 tahun berselang), melestarikan untuk anak-cucu , gambar-gambar binatang yang sudah lama sirna dari Kakadu. Beratnya kira-kira 60 pon dan memiliki rahang-rahang yang sangat kuat, thylacine memiliki tengkorak seperti anjing Doberman, serta memiliki garis-garis seperti harimau di punggungnya yang mungkin dapat membantu menyembunyikan di semak-semak belukar dari mangsanya.
 
Studi-studi kerangka thylacine memberikan kesan bahwa predator (binatang yang makan binatang lain)  itu binatang ganas yang menyergap  sendirian seperti harimau, dan bukan anggota  sekumpulan pemburu seperti serigala.  Bahkan setelah punah di tanah daratan Australia, ribuan thylacine masih mengembara di pulau Tasmania waktu para pemukim dari Eropa tiba dalam abad ke-19. Nasib thylacine Tasmania sudah sangat diketahui. Kendati tidak cukup bukti ancaman yang sesungguhnya pada ternak, para pemukin menyediakan hadiah pada para pemburu thylacine dan anak-anaknya.
 
Dalam hanya 130 tahun, tekanan-tekanan gabungan itu menyebabkan hilangnya thylacine di hutan belantara. Thylacine yang terakhir mati di Kebun Binatang Hobart dalam tahun 1936. Di situs seni Nourlange tidak terdapat thylacine satupun juga, tetapi para penjaga taman nasional dengan tenang menunjuk pada suatu ular kecil yang melingkar di dekat satu dinding batu yang dilukis sangat indah. Mereka tampaknya enggan untuk memperkenalkannya. Spesis ular python, beberapa kadal yang tidak berkaki  dan lusinan katak bukan asli Australia. Mereka didatangkan ke Queensland dalam tahun 1935 untuk mengontrol suatu hama yang dinamakan kumbang tongkat.
 
Tidak hanya tindakan itu gagal total, pengenalan spesis-spesis yang mudah berkembang biak  dan menyerbu  ini  telah menjadi suatu bencana ekologi.Sepanjang siklus hidup mereka, katak-katak menghasilkan racun-racun kuat sekali yang fatal bagi sebagian besar mammal, ular dan kadal. Katak-katak telah maju di seluruh  Australia sebelah utara dengan kecepatan kira-kira 15 mil setiap tahun dan mencapai perbatasan Kakadu sebelah selatan dalam tahun 2000-2001. Kakadu sampai baru-baru ini dikira kebal dari kepunahan-kepunahan yang mengganggu banyak fauna asli Australia. Tidak cuma di Australia, tetapi di seantero dunia, di mana spesis yang menyerbu, manajemen yang kurang efektif, dan impian keinginan (wishful thinking)  telah membahayakan hutan belantara dan mahluk-mahluk yang masih ada.
 
(selesai).
 
Sumber: Artikel harian setempat,
Selasa, 2 Agustus 2011, diterjemah-
kan secara bebas, dipersingkat dan
diberi beberapa anotasi seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.
 
 
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by