Advertise Box

[ KHI ] Filsafat Peradaban Purbakala.

 

Dalam ilmu sosial maupun seperti dalam  ilmu fisika, terjadi keretakan antara teoritis dan praktis, antara pengetahuan buku penguasa dan ilmu pengetahuan tradisional kalangan yang berada di bawah kekuasaan penguasa, dan ini paling jelas kelihatan dalam filsafah-filsafah peradaban purbakala India, Tiongkok, dan Yunani.  Keretakan kelihatan antara filsafat dan ilmu pengetahuan penguasa - pemimpin atau orang-orang yang terhormat seperti Confucius (Kong Futse), Brahmana India, atau ahli filsafat Yunani - dan ilmu pengetahuan yang lebih bersahaja  dan adat kebiasaan rakyat biasa  yang lebih melembaga.
 
Dalam tiga abad peradaban ini (dan kemungkin juga di Babilonia dan Mesir, kendati kita kurang mengetahui tentang mereka) secara sadar dibuat usaha-usaha untuk merumuskan suatu kumpulan  ilmu pengetahuan masyarakat yang sistematis  bagi manfaat mereka yang bermaksud untuk atau sedang terpanggil memerintah negeri. Cerita semacam itu dapat ditemukan dalam sastra klasik Tiongkok, terutama sekali sastra klasik yang ditunjuk sebagai "Ilmu Pengetahuan Agung,"  yang menyatakan secara eksplisit (tegas sekali) bahwa nilai utama dari filsafat adalah sebagai suatu panduan memerintah yang baik.
 
Pada dasarnya, serupa dalam sifatnya, adalah Republik dan Hukum  karya Plato. Kedua-dua karya itu pada pokoknya adalah panduan yang rasional dan praktis untuk memperkuat aristokrasi. Ideal moral dan intelektual yang dijunjung tinggi oleh ahli-ahli filsafat Tiongkok dan Yunani adalah pemimpin atau atasan, bukan dirinya sendiri seorang  penguasa tetapi seorang penasehat para penguasa, yang mengetahui apa yang harus dilakukan dan bersedia, karena pertimbangan dihormati dan dicukupi kebutuhan hidupnya, memberitahukan pada pangeran mengenai perilaku leluhurnya yang dikagumi atau segala tindakan dinyatakan oleh alasan murni.
 
Konsep ilmu sosial praktis ini, termasuk terutama sejarah, filsafat, dan ilmu pengetahuan tentang sastra klasik sebagai dasar pendidikan kaum muda golongan atas dalam seni memerintah, telah berjalan hampir tidak berubah dari Yunani sampai kini. Adalah cocok untuk mengambil tempat dalam peradaban baru, pendidikan klasik lama kaum muda bangsawan Persia -  untuk naik kuda, memakai busur dan panah, dan mengatakan yang benar.
 
(selesai).
 
Sumber:  Science in History,
J.D. Bernal, 4, diterjemahkan
secara bebas, dipersingkat,
dan diberi beberapa anotasi
seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by