Advertise Box

[ KHI ] Kota-kota Abad Besi.

 

Dalam pentas-pentas permulaan, Abad Besi berarti kembali ke skala kesatuan ekonomi yang lebih kecil.  Kota-kota pada permulaan abad besi jarang mempunyai jumlah penduduk lebih dari beberapa ribu, berlawanan dengan jumlah penduduk ratusan ribu pada zaman perunggu. Pada abad ke-lima S.M., dengan tersebarnya perbudakan, memungkinkan adanya kota-kota yang lebih besar. Atena mempunyai jumlah penduduk terbesar, 320,000, di antaranya hanya 172,00 orang adalah warganegara, sedangkan Roma pada puncak kekuasaannya hanya mempunyai kira-kira satu juta orang.
 
Kota-kota yang pertama terbentuk oleh pengelompokan puluhan desa. Bagaimanapun juga, hal ini tidak berarti kembali ke kondisi-kondisi neolithik, tetapi bagi banyak penduduk merupakan zaman dengan taraf yang tinggi, atau lebih tinggi darpada Abad Perunggu. Kota abad besi mewarisi segalanya yang mungkin bisa digunakan dari seni kota-kota abad perunggu., yakni semua terkecuali organisasi pekerjaan-pekerjaan berskala besar. Kota-kota abad besi yang pertama, dengan kawasan-kawasan terbatas, jarang lebih lanjut dari kubu-kubu pertahanan, pelabuhan-pelabuhan, dan saluran-saluran air besar untuk jalan air dari jauh.
 
Selain daripada itu, penggunaan logam yang sangat besar memajukan pertanian dan penghasilan dengan tangan dan tidak perlu untuk mencukupi sendiri (swasembada): dapat menggantungkan pada perdagangan untuk keperluan-keperluan hidup maupun barang-barang mewah. Hal ini hanya dimungkinkan karena perbaikan-perbaikan dalam metoda-metoda produksi barang-barang jadi untuk dijual di pasar. Abad besi adalah yang pertama dimana produksi-produksi barang perdagangan utama menjadi bagian yang normal dan sungguh-sungguh bagian yang perlu untuk kegiatan ekonomi.
 
Ciri-ciri ekonomi sosial yang lain dari Abad Besi adalah penggunaan budak-budak tidak hanya, seperti pada zaman purbakala, untuk jasa tetapi juga sebagai sarana penghasilan yang dijual belikan di pasar. Hal ini terutama dalam pertanian dan pertambangan-pertambangan , tetapi juga menyebar  ke pembuatan barang-barang jadi. Perbudakan, seperti yang sudah kita ketahui, kepentingannya tumbuh terus-menerus sampai menjadi bentuk utama dari pekerjaan. Hal ini merupakan faktor tersendiri yang kokoh dalam perincian seluruh budaya, dengan konsekuensi menjadikan budak-budak dan orang-orang miskin yang bebas sama-sama menjadi pengolah tanah.
 
Kota abad besi menjadi, hampir sejak permulaan, pusat yang terencana baik untuk pembuatan barang-barang jadi dan perdagangan, mampu untuk memperoleh dari seberang lautan bahan-bahan mentahnya dan bahkan tenaga kerjanya, seperti budak-budak, sebagai penukaran penjualan hasil-hasilnya. Berlawanan dengan keuntungan-keuntungan ini adalah bahaya perang yang kian meningkat. Budaya yang baru lahir dalam perang - perampokan kota-kota dalam keadaan persaingan yang langgeng.
 
Adalah sukar untuk menanggulangi kebiasaan-kebiasaan ini; pertahanan menjadi prioritas; sebagian besar kota dibangun paling tidak menyenangkan di atas bukit-bukit, seperti kota tinggi tua - Akropolis - di Atena, atau di atas pulau-pulau, seperti Tira; dan secara otomatis dengan sendirinya semua warganegara harus menjadi perajurit-perajurit. Kendatipun begitu, kota kecil abad besi adalah sangat bersahaja maupun lebih bebas ketimbang kota di lembah sungai tua.
 
Kota kecil abad besi juga memberikan lebih banyak ruang lingkup pada warganegara-warganegaranya, yang dipaksa untuk mengorganisasikan mereka sendiri untuk mengurus kepentingan-kepentingan bersama dariipada mengambil tempat mereka dalam suatu hirarki yang sudah ditentukan. Dengan cara ini kota abad besi menyebabkan munculnya politika dan menciptakan akibat  bentrokan-bentrokan politis antar golongan-golongan masyarakat di kota-kota, berturut-turut bentuk-bentuk oligarsi, tirani, dan demokrasi. 
 
(selesai).
 
Sumber: Science in History,
J.D. Bernal, 1954, The
Emergency of Science  1.
Diterjemahkan secara bebas,
dan diberi beberapa anotasi
seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by