Advertise Box

[ KHI ] Mengapa langit berwarna biru?

 

Langit biru adalah hanya cahaya matahari yang tersebar.
Bumi itu dikenal sebagai planit baru, karena sebab yang baik. Permukaannya adalah suatu garis di samudera-samudera biru, dan langitnya adalah yang paling biru dari warna biru. Bahkan dari angkasa, yang Carl Sagan, seorang ahli astronomi namakan "titik biru" terlihat seperti suatu tempat yang menarik hati. Langit bumi yang cemerlang datang atas kebaikan molekul-molekul gas yang mendesing melewati atmosfir.
 
Udara planit kita merupakan suatu campuran gas-gas, sebagian terbesar nitrogen dan oksigen, tetapi juga argon, karbon dioksida dan suatu daftar panjang gas-gas bekas (seperti xenon, kripton dan neon). Cahaya putih mengalir ke dalam dari matahari, melewati  ruang yang hampir kosong ke dalam atmosfir yang berisi gas. Dari manakah warna biru itu datang?  Sebenarnya, warna biru berada dalam cahaya matahari bersama-sama.
 
 Sementara cahaya terbuat dari pelangi (bianglala) warna-warna yang tersembunyi waktu suatu sorotan cahaya matahari melewati melalui suatu prisma. Kemudian kita melihat spektrum pelangi (bianglala) yang dikenal: merah, jingga tua (oranye), kuning, hijau, biru, indigo (nila), violet (lembayung). Gas-gas udara menggoda (mengusik) warna-warna ini dari cahaya putih. Beberapa cahaya matahari cepat-cepat melewati ruang-ruang kosong  antara molekul-molekul gas, mencapai tanah, utuh (lengkap).
 
Tetapi cahaya yang singgah (mampir) dengan molekul-molekul  diserap, dirobek (dipecah), menjadi warna-warnanya yang sejati, dan kemudian disebarkan ke tiap jalan mana saja. Bagaimana cara bekerjanya? Atom-atom anggota molekul gas menjadi bergairah oleh foton-foton (partikel-partikel, butir-butir) cahaya, dan memancarkan lagi foton-foton dalam riak-riak gelombang yang jelas (terang) - dari merah ke kuning ke lembayung.
 
Kemudian cahaya menuju ke arah tanah atau dikirim ke samping (membujur) ke dalam langit. Dan di sini bagaimana langit berubah menjadi berwarna biru. Ujung yang berwarna biru dari spektrum cahaya matahari - tersebar dengan kuat dari molekul-molekul gas, sementara yang berwarna merah dan kuning tersebar kurang sekali. Maka kita melihat cahaya biru dari setiap arah langit, menyergap warna merah, kuning, dan jingga tua yang lebih terlihat samar-samar.
 
Mata kita adalah kurang sensitif (peka) pada warna ungu, maka yang berwarna biru menonjol, ditingkatkan oleh latar belakang ruang di baliknya atmosfir cahaya matahari. Maka mengapa nyala-nyala (lidah-lidah) api lilin sering memiliki bagian yang berwarna biru? Warna-warna dalam nyala-nyala (lidah-lidah) api tergantung pada suhu nyala-nyala (lidah-lidah) api dan pada apa yang sedang dibakar.
 
Untuk menjaga supaya tetap terbakar, api memerlukan suatu persediaan oksigen secara terus-menerus (yang menyebabkan mengapa nyala-nyala (lidah-lidah) api lilin dapat dengan mudah dipadamkan). Apa yang terbakar pada suatu lilin adalah tali (benang) yang berada di tengah-tengahnya, yang dinamakan sumbu. Sebagian terbesar sumbu-sumbu terbuat dari kapas (katun), kadang-kadang disatukan dengan kertas.
 
Waktu sumbu sedang terbakar, di bagian tengah nyala-nyala (lidah-lidah) api tidak mendapat banyak oksigen. Maka terlihat lebih gelap daripada nyala-nyala (lidah-lidah) api di luar dan di atas nyala-nyala (lidah-lidah) api, yang bermandikan udara. Semakin panas benda yang menyala-nyala, semakin berwarna biru nyalanya. Maka  nyala-nyala (lidah-lidah) api acapkali memiliki  jantung yang berwarna biru pada sumbunya.
 
(selesai).
 
Sumber: Kesehatan & Ilmiah, harian
Newsday, 18 Juli 2011, diterjemahkan
secara bebas dan diberi beberapa ano-
tasi seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by