Advertise Box

[ KHI ] Sejarah Machu Picchu.

 

Seratus tahun berselang, bulan ini, seorang penjelajah dari Universitas Yale membuat suatu penemuan yang mempesonakan di gunung-gunung tinggi Peru. Mencari reruntuhan bangsa Inca purbakala, Hiram Bingham tiba di suatu kota yang ditinggalkan. Bingham sedang mencari tempat yang lain, Vilcabamba, "kota yang hilang dari bangsa Inca." Waktu ia menemukan Machu Picchu, ia yakin telah menemukan Vilcabamba. Waktu Bingham menemukan Machu Picchu, reruntuhan bangsa Inca itu berada dalam kondisi yang sangat bagus.
 
Kendatipun kota itu dibangun dalam tahun 1400an, kota itu tersembunyi dari para penakluk orang-orang Sepanyol, yang mulai mengambil alih imperium bangsa Inca kira-kira 100 tahun kemudian. Keistimewaan-keistimewaan kota itu tidak dirubah atau dirusak. Bangsa Inca yang membangun gedung-gedung dan merancang kota itu mempunyai keterampilan-keterampilan yang hebat. (catatan pribadi: seperti Borobudur dan candi-candi lain di Indonesia).
 
Tanpa piranti-piranti besi, mereka mampu membentuk batu-batu sehingga masing-masing rapat sekali cocok berlawanan dengan batu-batu yang lain. Mereka barangkali menggunakan batu-batu bundar untuk dipukul-pukul dan dipotong-potong dalam irisan yang tipis-tipis guna blok-blok gedung-gedung. Bangsa Inca hidup di Gunung-gunung di Amsel. Andes terletak pada pantai sebelah barat Amsel.Dalam tahun 1200an, bangsa Inca membangun kota Cuczo, yang kelak di kemudian hari menjadi ibukota mereka.
 
Dua ratus tahun kemudian, setelah suatu pertempuran dengan sukubangsa saingan,  penguasa bangsa Inca, Pachacuti,mulai memimpin bangsa Inca untuk mengambil alih banyak dari kawasan itu. Pada akhir kekuasaan bangsa Inca dalam tahun 1572, imperium bangsa Inca menyebar ke bagian-bagian yang sekarang termasuk negeri-negeri Kolombia, Peru, Cile, Bolivia dan Argentina.
 
Bangsa Inca mengembangkan suatu pemerintahan yang memungkinkan budaya mereka tumbuh. Misalnya, mereka membayar pajak kepada pemerintah. Tidak ada sistem uang, sehingga mereka membayar dengan pekerjaan, pangan yang mereka tanam atau benda-benda yang mereka buat. Bangsa Inca tidak mempunyai suatu bahasa tertulis, sehingga mereka menyimpan catatan-catatan dengan mengikat simpul-simpul dengan benang yang berwarna.
 
Bangsa Inca "membaca" khipus ini dengan menghitung simpul-simpul itu dan memeriksa macam simpul-simpul, warna-warna benang dan posisi simpul-simpul pada benang-benang. Bangsa Inca yang sangat kuat menuntut bahwa sukubangsa-sukubangsa yang mereka taklukkan memuja dewa-dewa bangsa Inca. Dewa utama adalah Inti, nama dewa matahari mereka. Mereka juga memuja gunung-gunung, sungai-sungai dan tempat-tempat alamiah lainnya.
 
Bila mereka dapat, bangsa Inca membeli loyalitas sukubangsa-sukubangsa yang lain dengan hadiah-hadiah pangan atau kain yang halus. Tetapi bila mereka harus berperang, mereka menggunakan pasukan-pasukan bersenjata yang besar, termasuk alat-alat pemukul (pentung-pentung), tombak-tombak, katapel-katapel (pengumban-penguban, jepretan-jepretan) dan kampak-kampak (kapak-kapak).
 
Kalau mereka berbaris ke medan perang, para perajurit akan menyanyi yang gampang dan pendek, sementara memainkan genderang-genderang dan terompet-terompet-terompet. Mereka mengharapkan bunyi yang keras akan menakutkan musuh.
Waktu orang-orang Sepanyol tiba dalam tahun 1532, mereka membawa penyakit-penyakit tidak dikenal yang bangsa Inca tidak bisa menahan.
 
Banyak orang-orang Inca meninggal dunia karena cacar dan penyakit-penyakit lain. Penyakit ini dan peperangan melawan orang-orang Sepanyol mungkin yang menyebabkan orang-orang Inca meninggalkan kota Machu Picchu.Dalam tahun 1572, bangsa Inca melakukan pertempuran yang terakhir terhadap orang-orang Sepanyol di Vilcabamba - "kota bangsa Inca yang hilang."
 
Bingham akhirnya menemukan Vilcabamba, yang pada saat itu dikenal sebagai Espiritu Pampa, dalam bulan Agustus 1911. Tetapi ia tidak pasti bahwa kota Espiritu Pampa itu adalah ibukota terakhir dari bangsa Inca. Bagi Bingham, tampaknya "kota bangsa Inca yang hilang" itu, tidak begitu penting atau cukup besar.
 
Kini, para pakar sependapat bahwa reruntuhan-reruntuhan yang sekarang dinamakan Espiritu Pampa itu memang kota Vilcabamba. 
 
(selesai).
 
Sumber: Tulisan Prof. Dr. Brian Bauer,
dalam Daily News, Khamis, 7/7-2011,
diterjemahkan secara bebas dan diberi
beberapa anotasi seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.
 
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by