Advertise Box

[ KHI ] Gigi Para Leluhur Manusia Memberi Petunjuk pada Kehidupan Keluarga Mereka.

 

Teeth of Human Ancestors Hold Clues to Their Family Life.
Para peneliti yang mempelajari makanan para leluhur manusia yang hidup dua juta tahun yang lalu di Afrika sebelah selatan dengan tak diduga-duga telah melewati suatu petunjuk yang penting sekali pada struktur sosial mereka. Para laki-laki tidak pernah berkeliaran jauh dari rumah, dan para perempuan bubar setelah masa remaja (pubertas) ke kelompok-kelompok yang berdekatan.
 
Pola bubarnya para perempuan tanpa tak diduga-duga, sebab merupakan kebiasaan oleh simpanse-simpanse, spesis hidup yang paling dekat pada manusia-manusia, dan beberapa pengumpul perburuan. Tetapi perilaku sosial tidak menjadi fosil dan data apa saja tentang subyek ini adalah tidak terhingga nilainya dalam rekonstruksi (pembangunan kembali) bagaimana struktur sosial manusia berkembang.
 
"Ini adalah bukti langsung pertama yang kita miliki mengenai pola tempat tinggal hominis," kata Bernard Chapais, seorang ahli primatologi dan pakar evolusi sosial pada Universitas Montreal, Kanada. Bukti muncul dari studi gigi fosil 19 australopithecine, leluhur yang masih seperti kera dari garis silsilah/keturunan manusia. Susunan gigi-gigi dapat mencerminkan geografi setempat sebab beberapa bahan kimia seperti strontium diambil dari batu-batu menjadi tanam-tanaman, dan kemudian menjadi enamel (lapis gigi yang keras) waktu tanam-tanaman dimakan.
 
Dalam australopithecine-australopithecine, penyerapan (absorbsi) strontium berjalan terus sampai gigi-gigi menjadi lengkap sekitar umur 8 tahun.  Para peneliti mengukur berbeda-beda versi, atau isotop-isotop, dari strontium  untuk melihat kalau australopithecine-australopithecine mengadakan perjalanan jauh dari rumah untuk mencari makan. Sewaktu data membentangkan alat pengukur, "kami mula-mula kecewa," ucap Julia Lee Thorp dari Universitas Oxford, Inggeris, seorang anggota tim peneliti, "tetapi kami segera menyadari bahwa kami telah menemukan hadiah yang lain."
 
Ini adalah separuh dari para perempuan yang dilahirkan jauh sekali, sedangkan semua laki-laki menjadi dewasa di tempat, tim melaporkan pada hari Rabu dalam jurnal Alam. Tim dipimpin oleh Sandi R. Copeland dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner di Jerman. Dalam sebagian besar mammal (bintang menyusui) para perempuan tinggal di rumah dalam masyarakat  dan para laki-laki bubar setelah menjadi dewasa untuk menghindari perkawinan antara keluarga-keluarga yang dekat sekali (kawin sedarah).
 
Tetapi simpanse-simpanse dan banyak kelompok manusia pengumpul-perburuan luarbiasa karena mengikuti pola sebaliknya.  Alasannya mungkin disebabkan oleh daerah permusuhan  kedua kelompok spesis: Suatu kelompok laki-laki yang telah menjadi dewasa dengan satu sama lain adalah lebih bersatu-padu dan lebih sanggup mempertahankan suatu daerah melawan saingan-saingan. Ini mengharuskan para perempuan menjadi jender (jenis kelamin)  yang bubar.
 
"Adalah benar-benar bagus untuk melihat ada kontinuitas biologis dari simpanse-simpanse ke australopithecine-australopithecine ," ujar John B. Silk, seorang pakar perilaku sosial primate (binatang menyusui tingkat utama) pada universitas di pantai barat. Leluhur bersama dari simpanse-simpanse dan manusia-manusia hidup kira-kira lima juta tahun berselang dan acapkali pura-pura mempunyai struktur sosial seperti simpanse dengan hirarki laki-laki, perkawinan tidak memilih-milih (dengan siapa saja) oleh perempuan-perempuan dan perang totaliter antara gerombolan-gerombolan yang berdekatan.
 
Teka-teki sentral dari evolusi sosial manusia, dalam pandangan Dr. Chapais, adalah menjelaskan bagaimana perkawinan tidak memilih-milih (dengan siapa saja) diganti oleh ikatan pasangan  dan hubungan-hubungan agresif didorong dari tingkat gerombolan ke tingkat rumpun, sekelompok  gerombolan terikat bersama oleh pertukaran perempuan. Australopithecine-australopithecine yang dipelajari oleh tim Dr. Copeland masih memiliki struktur sosial seperti simpanse-simpanse, kata Dr. Chapais, sebab  ikatan pasangan belum berkembang sampai munculnya Homo erectus kira-kira 1.8 juta tahun berselang.
 
Fosil-fosil australopithecine berasal dari lembah Sterkfontein (Afrika sebelah selatan), dan salah satu dari mereka telah ditentukan tanggalnya 2.2 juta tahun yang lampau. Ikatan pasangan, dalam pandangannya, timbul waktu leluhur manusia mulai mengembangkan lebih banyak sumber makanan yang bervariasi dan para laki-laki makin bertambah menjaga sekelompok perempuan untuk melindungi mereka dan ayah.
 
Dengan laki-laki dekat-dekat rumah bagaimanapun juga, ia dapat pula membantu membesarkan anak-anak, yang memungkinkan ketergantungan anak-anak lebih lama dan oleh sebab itu ukuran otak mereka tumbuh. Secara relatif ,ukuran kecil otak australopithecine memberikan kesan bahwa proses ini belum dimulai, ucap Dr. Chapais.   Konsekuensi lain yang luas dari perkembangan ikatan pasangan adalah individu-individu sedikitnya dapat mengenal sanak-pamili mereka, yang sebagian besar simpanse tidak mengenal.
 
Maka waktu perempuan-perempuan bubar ke kelompok-kelompok di  sekitarnya,  para laki-laki dari masyarakat rumah mereka dapat mengenal anak-anak perempuan mereka atau saudara-saudara perempuan mereka, bersama-sama dengan saudara-saudara ipar perempuan mereka, yang memiliki kepentingan sama dalam kesejahteraan anak-anak mereka. Ini merubah kelompok sekitarnya dari musuh menjadi sekutu, dan struktur sosial manusia meluas menjadi semacam rumpun.
 
Hubungan-hubungan ramah-tamah, dalam pandangan Dr. Chapai, lalu memungkinkan para laki-laki maupun para perempuan untuk beralih,  pola yang khas dari para pengumpul-perburuan sekarang. "Adalah hebat untuk berfikir bahwa kita mungkin dalam suatu posisi untuk mulai menentukan tanggal peristiwa evolusi yang utama," ia berkata mengenai temuan baru.Fosil-fosil australopithecine jumlahnya sedikit dan berharga, dan para peneliti enggan untuk merusak fosil-fosil itu dengan cara apapun juga.  
 
(selesai).
 
Terjemahan bebas dari harian setempat,
Khamis, 2 Juni 2011, dipersingkat dan di-
beri beberapa anotasi seperlunya.
 
Semoga berkenan dan tidak capek.
 
Salam Historia!
Sumar.
 
 
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by