Advertise Box

[ KHI ] Ambisi-ambisi Daerah Kutub. Suatu Perlombaan Antara Penaklukkan dan Sains.(1).

 

Menjelang peringatan seratus tahun penaklukkan daerah Kutub Selatan dalam bulan Desember ini, buku-buku tentang Antarktika akan terdapat di mana-mana tahun ini.Salah satu yang keluar dari pintu pagar adalah "Suatu Imperium dari Es," yang melihat pada eksplorasi Antarktika melalui lensa sains. Ya, banyak dari dongeng petualangan yang tersohor ada di sini, termasuk yang sentral di mana Ronald Amundsen mengalahkan Robert Falcon Scott yang kurang-persiapan ketimbang Scott ke daerah Kutub Selatan, dan kemudian Scott dan rombongannya tewas dalam perjalanan pulang. Tetapi bagi Edward J. Larson, seorang profesor sejarah dan hukum di universitas, hal yang penting mengenai cerita ini bukanlah siapa yang lebih duluan di daerah kutub, tetapi siapa yang melakukan penelitian lapangan yang terbaik sepanjang jalan. Dan dengan tolok ukur ini, Scott adalah pemenang yang nyata. "Bila perlombaan ke daerah Kutub Selatan akhirnya mengorbankan Scott, hal ini tidak pernah mengorbankan sains, Larson berpendapat.
 
Berkat ekspedisi-ekspedisi Scott dan saingannya, Ernest Shackleton, kemajuan-kemajuan dicapai dalam banyak disiplin ilmiah, dari biologi dan geografi ke oseanografi dan magnetisme bumi. Para ilmiawan yang menemani para penjelajah membantu membuktikan bahwa Antarktika merupakan suatu benua - tidak hanya suatu penutup es besar seperti Arktik(daerah Kutub Utara) - di mana tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang pernah berkembang. Para anggota ekspedisi Nimrod dari Shackleton mencapai  daerah Kutb Selatan yang magnetis (yang amat menarik hati), sedang para anggota ekspedisi Terra Nova dari Scott membuat penelitian penerobosan mengenai penguin-penguin emperor, menyelamatkan tiga telur sewaktu perjalanan di musim dingin yang mengerikan ke suatu pengasapan yang terpencil.Amundsen, di lain pihak, "bahkan tidak memberikan suatu dalih sains untuk menyembunyikan ambisi-ambisi daerah kutubnya," Larson menulis.
 
 
Penulis, yang memenangkan Hadiah Pulitzer 1998 dalam sejarah untuk "Musim Panas Para Dewa: Bidang-bidang Percobaan dan Perdebatan Berlanjut Tentang Sains dan Religi," merupakan suatu peneliti yang cemerlang.  Buku "Suatu Imperium Es" mencerminkan penggalian yang menghabiskan tenaga dan mencapai lebih dari sumber-sumber bahan yang baku. Meskipun banyak cerita yang sudah  diketahui dengan baik tentang eksplorasi Antarktik diceritakan kembali di sini(mengecewakakn karena sering terlalu singkat), Larson memberikan cukup perspektif segar sehingga para penggemar literatur mengenai daerah kutub pun akan belajar hal-hal baru. Satu permata adalah cerita tentang Amundsen berpidato pada kerumunan yang memusuhi di Komunitas Geografi Kerajaan, yang mensponsor ekspedisi Amundsen yang fatal. Setiap orang mengetahui bahwa Amundsen tergantung pada anjing-anjing kereta luncur esnya untuk mencapai daerah kutub sedangkan Scott dan pembantu-pembantunya menghela manusia, suatu kebiasaan meletihkan yang orang-orang Inggeris anggap jauh melebihi mempermuliakan. Setelah suatu perjamuan makan yang menurut dugaan untuk menghormati pencapaian Amundsen, salah satu dari tuan rumah yang marah, Pangeran Curzon, memberikan suatu ucapan selamat (toast) yang amat menghina: "Tiga sorak-sorai untuk anjing-anjing."
 
(bersambung).

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by