Advertise Box

[ac-i] Mata Pandang Terang Terpandang (37-63) - Nota Puitika A.Kohar Ibrahim

 

Nota Puitika Musim Semi

Mata  Pandang Terang Terpandang

(37 –63)

 

Oleh

A.Kohar Ibrahim

*

*

(37)

Mata

mata : pandang

pandang mata

Pandang memandang pandangan pengarang terang

Terang cahaya matari tak bisa ditutup sebelah tapak jari

Pandang pembela kebenaran dan keadilan terpandang

Dua jari tanda Victory pun acung jempol tinggi tinggi

Kepada yang sebaliknya aku acung jari keliling !

*

*

(38)

Mata

mata : pandang

pandang mata nyata terbuka

Pandang memandang penyair terpandang

Cerlang cemerlang menulis lukis pemandangan

alam semesta dalam keagungan dalam keanggunan

Kumandang lagu merdu alam manusia seantero dunia

Pandang pandangan gerak dinamika kereta kehidupan

Di bawah langit mendung ataukah cahya bersimbah

serak hampar mega putih menggubah gugah

nyanyi tari indah imajinasi puisi

*

*

(39)

Mata

mata : pandang

 Pandang memandang

 pandangan terpandang

 Warisan kesenian

 kebudayaan

 rakyat kaya raya kuat

 Tak mungkin sirna habis dibabat

 sekalipun oleh orangkuat sang penjahat

Rezim rezim zalim bersama Orangkuatnya lewat wafat

 Rakyat dan seni-budaya Rakyat senantiasa terus hahat bergiat

*

*

(40)

Mata – mata : pandang

 Pandang memandang terang terpandang

 Pandang wajar sewajarnya yang benar

 Tanpa ragu berani bilang terus terang

 Yang benar benar yang salah salah

 Seperti yang hitam ya hitam

 yang merah ya merah

 yang putih putih

 Seperti Sangsaka Merah Putih

 kebanggaan bangsa Indonesia tercinta

 Kibarkan terus sang bendera

Merdeka !

*

*

(41)

Mata – mata : pandang

 Pandang ku pandang terang terpandang

 Subhanallah ! oh betapa indah warna warni

 capung pun kupu-kupu mencumbu bunga merekah

Astagafirullah ! Capung kecemplung di empang pematang

 Mati kontan tak tertulung

 Pandang ku tercenung :

 dari hulu sana mengalir

 air kali terpolusi

 keserakahan

 kapitalisasi

 ragam segi

*

*

(42)

Mata – mata: pandang

Pandang memandang pandang terang terpandang

Pandang jitu sisi segi seluruh bukan Cuma sesisi

 Ungkap angkat dalam kreativitas bernas

 bukan bias mengundang waswas

Pandang terang dada lapang

 Di medan juang berjuang

 menjalani kehidupan

*

*

(43)

Mata – mata: pandang

Pandang mata hati mata kerinduan

Barusan ku pandang wajahmu sumringah

 di tengah nampan mata air bening sebening nurani mu

Wahai pujaan hatiku

Di tepi Fontaine d'Amour

titik pusat keindahan ini taman

 Aku tak jengah sebaliknya malah

 ngaku sedang dimabuk rindu

Dikau pujaan hati ku

*

*

(44)

Mata – mata : pandang

 Pandang memandang terang terpandang

Mata hati mata pikir ku yang memadang

Tak terjebak kotak ruang cekak terpojok

 Tapi luas seluas lanskap lokal universal

 Tak cuma senyum mu semata mata

 Tetapi kedalaman jiwa raga pula

 Hakiki mu yalah keindahan mu

Oh pandang pandangan ku :

 Dalam kediaman mu

 paling hening pun

 menggema irama

 nyanyian kalbu

*

*

(45)

Mata

mata: pandang

Pandang memandang

Buka mata jendela mata hati mata piikiran

Duhai pandang planit bumi bola dunia yang bundar

 indah keindahannya tak terlukiskan kata kata

Pandanglah terang luas bidang lapang

Jika pandang tak layak selayak katak

di  dalam tempurung

 bisa bingung lancung

*

*

(46)

Mata

mata: pandang

Pandang memandang

 terang cerlang cemerlang

Yang benar adil indah gemilang

Apakah di rimba raya Kalimantan

 pun sepanjang Bukit Barisan

Oh apa pula indahnya bunga

 mawar merah merekah mewangi gurun pasir Sahara

Pandang yang benar adil teranglah indah terpandang

*

*

(47)

Mata – mata : pandang

Pandang terang memandang bintang terpandang

Seketika ikut turun kelaut aku terkagum

 mata pandang kaum nelayan pintar

 membaca peta bintang gemintang

Kadang ku lebih kagum terkagum

 padang terang wong cilik

 seperti sang nelayan

 Kebanding mata pandang sarjana

 sang empunya buku buku segudang

 Tapi cuma jadi birokrat penyempit pandang

 Puas jadi  kuli sang Pawang Uang

*

*

(48)

Mata – mata: pandang

Pandang memandang terang terpandang

Meski yang dianggap terpandang

 tak selamanya layak dipandang

Seperti kaum birokrat keparat

 Seperti pencuri waktu dan kekayaan institusi

Pandang kadang tercengang sembari tanya:

Kenapa sih masih banyak pandangan

 hanya tertumpu pada posisi birokrat

 atau pegawai negeri?

 Apakah mata tak  jeli

 memandang bidang

 ladang lain lain lagi?

*

*

(49

Mata – mata : pandang

Pandang memandang terang terpandang senang

 Cahya sesama nurani insan manusiawi

 meski sekelibat pertanda harkat

 cita cinta kasih sayang universal

*

*

(50)

Mata – mata : pandang

Pandang memandang terpandang terang

Sekalipun pandang kecik satu titik cantik

Pandang setitik terang gemilang

 seperti pandang bintang

 seperti pandang rembulan

Ya pandang seadanya seutuhnya

 Seperti pandang kuntum

 Seperti pandang bunga

 segar mekar semerbak

 mewangi indah

*

*

 (51)

Mata

 mata: pandang

Sang Matari pagi

membanguni ku mesra

 cahya masuk lewat jendela terbuka

 Ku pandang pemandangan bebas luas

 cerah berhias rumpun bunga merekah

Harum wangi semerbak padu satu

 swara penyair menyanyiian lagu

 alam manusia nan indah

Dada lapang tarik nafas lega

 senyum mengulum  wajah sumringah

harini ku jalani dengan gairah

*

*

(52)

Mata

mata: pandang

Buka mata buka jendela

 Tapi pagi ini tak ku jumpa matari

Tak urung pandang lagit mendung

Mata hati ku terang terkenang bentang Jembatan Balerang

Pemandangan indah pernai Cipayung pun Pagaruyung

 Di atas pelagi ku tulis lukis sebaris kata mesra

 Betapa dikau ku rindu Ibu Pertiwi Kekasih Ku

*

*

(53)

Mata – mata: pandang

Pandang memandang terpandang teran

Ragam macam mata pandang memandang

 terpandang gelap pun terang

Pandang mata gelap khilap terlelap kalap

Pandang memandang mata hati mata pikiran terang

 Pandang mata terang paham memahami situasi

 makna memakna hal ihwal apa adanya

*

*

(54)

Mata – mata: pandang

Padang memandang terang terpandang

Pandang cahya itu warna dalam segala ragam nuansa

Makna berkah keberkahan cahya tak ternilaikan adanya

Makna indah keindahan cahya tak terlukiskan dengan kata kata

Cahya itu warna hidup kehidupan anugerah terindah dari-Nya

Cahya itu manfaat bergiat sekuat dapat selaras bakat

Pandang – mata : pandang

Pandang memandang cahya terpandang

Merayakan makna hidup kehidupan

*

*

(55)

Mata – mata : pandang

 Pandang memandang terang terpandang

Pandang terang sang jantan elang

Jauh lepas pandang bebas

 teguh kukuh

 menumpas waswas

 serangan kaum penumpas ganas

setan siluman satoan buas

*

*

(56)

Mata

 mata : pandang

Pandang memandang

terang terpandang

Mata pandang

 seniman pengarang

yang terang terpandang

Pandang sebutir mata sinar cahya

 Meski dalam gelap kegelapan belantara

Mata nyala pandang Mungkin memungkinkan

 jadi kejadian realita imajinasi

 Mimpi idaman imajinasi

berubah kenyataan

 tanda nyata kecakap cakepan

Bebas merdekalah mengobservasi

 di ruang bebas aktivitas kreativitas bernas !

*

*

(57)

Mata – mata : pandang

 Pandang memandang terang terpandang

Yang dipandang memandang hidup kehidupan alam

 Pandang mata hati pandang lah pula mata pikiran

 Yang terpandang terang sayang disayang

 Pohon pepohonan indahnya luarbiasa

 Jaga indahnya indah hidup lehidupan

Cegah perusak binasaan semesta alam

*

*

(58)

Mata – mata : pandang

Pandang memandang mata hati

mata pikiran cerlang terpandang

Tidakkah jelas betapa luas indah kaya

 alam pepamandangan Ibu Pertiwi tercinta

Pandanglah pandang terang terpandang

Yang bermakna indah bagi kehidupan

 layak dijaga layak dipandang

dikasdih-sayang

 Cegah gagah menggagahi kecantik-indahan Ibu Pertiwi

Jaga lah sekuat bisa sepenuh jiwa dan raga

*

*

(59)

Mata  - mata: pandang

Pandang memandang terang trpandang

Oh rumpun rumpun  hijau kehijauah daun

 memantul kemilau cahya matari pagi harini

 Sang dedaunan menari berdendang riang

Seriang hati sanubari ku

Seriang lagak lagu alam manusia

 Parahiyangan Pagaruyung Tanjungpinang

 seantero Nusantara pun Mancanegara

Duhai! Cahya bersimbah indah itu 

dari sang Matari  yang satu juga

Anugerah hidup kehidupan

 tanpa pilih kasih dari-Nya

*

(60)

Mata

mata : pandang

Pandang memandang

 Terangnya nyata terpandang

 Pandang mata hati mata pikiran

Pandanglah dengan dada lapang

 warna itu cahya bercahya adanya

Pandang terang cerlang cemerlang

Pandang guram buram memburam

Mata gelap mudah khilap kalap terlelap

Tenggelam karam

Pandang

Terang

*

*

(61)

Mata – mata: pandang.

  Pandang memandang terang terpandang

Seperti matari mata hati mata pikiran cerlang cemerlang

Terang tenang memenang senang ringan beban bebas keberatan

Bebas Merdeka !

*

*

(62)

Mata – mata : pandang

Pandang memandang terang terpandang

Mata hati mata pikiran pandang terang diri

 pandang terang tanah tumpah darah

 pandang terang bangsa

 pandang terang bahasa

 pandang terang negara

Pandanglah terang terpandang

Semoga tak lah kebalikannya

 jumpalitan pandang

 malang melintang !

*

*

(63)

Mata

mata : pandang

Pandang memandang

 cerlang pengarang terpandang

Terang pandang elat giat berbakat

 bak pandang elang

 Seperti pandang Multatuli

 Seperti pandang Pramoedya

 Seperti pandang Asep Sambodja

 Sang Cendekia Nusantara

Pandang pandangan

 cerlang cemerlang

 panorama susastra

 Nusantara nan jaya

*

*

Catatan:

Naskah ini serangkum catkas (catatan ringkas) status Facebook profil: A.Kohar Ibrahim 22-31 Mai 2011 - disiar ulang setelah dilengkapi.

(Facebook: 31 Mai 2011)

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

+ Add Your Comment

Sponsored by