Nota Puitika Memoria: Seketika Di Malaka Malaysia Oleh : A.Kohar Ibrahim * (1) Seketika di Malaka Seketika Ah tapi juga seketika di Singapura Seketika di Kuala Lumpur Ibunegara Malaysia warna warni lagak lagu manusia campur baur Hati pun terhibur Ah kenapa merasa asing jika ternyata se Nusantara Raya Kala dahulu terkisah sejarah hingga rangkai Formosa Kisah berkisah negarawan Mojopahit Gajah Mada Kisah kisah sejarah terjajah melawan penjajah Tak ada alasan gundah resah gelisah apa pula berpongah pongah Kita semua anak zaman Pertanda nyata Zaman * (2) Seketika Seketika Seketika Jejak Langkah dari Kuala Lumpur ke Melaka Sepanjang panjang jalan perjalanan terkandung kisah cerah mendung sejarah Ah hati lara pun terlipur : Nusantara bukan hanya melahirkan pahlawan devisa Tapi juga para pejuang kuat hebat Hang Tuah Hang Jebat Penggores Halaman Sejarah Dahsyat ! * * (3) Di Malaka terkaji unjuk ajar benar Asal usul siar tersiar menyebar edar mengedar dagang dagangan Para pendatang datang tanpa diundang Bertandang berdagang pun perang berperang Perang spiritualita perang dagang rempah rempah Perang taktik trik Perang senjata tajam Perang senjata api Perang feodal Perang kolonialisasi penaklukan hegemoni Keberuntungan bagi tuan tuan pedagang penguasa Kemudaratan bagi rakyat setempat senantiasa Malaka menyaji unjuk ajar yang benar Rakyat layak kuat jaga harkat Giat bergiat semangat * (4) Di Malaka Di Malaka Malaysia Terkaji unjuk ajar benar Jika hati pikiran takluk tertakluk Jika raga pun takluk tertakluk tunduk Jika pangeran pun takluk merunduk runduk Pendudukpun terjebak pilihan ikut ikutan Hegemoni kolonialisasi terjelma pasti berkat kolaborasi dan represi Tuan penguasa tempatan Tempat pijak andalan Begundal tuan Penjajahan * (5) Di Malaka Di Malaysia datang ku datang bertandang Di abad keduapuluhsatu sekarang Oh siapa Ah berapa banyak yang terdahulu datang Sejak zaman prasejarah Ah kecuali kaum Negrito dan Weda semua orang datang pendatang Sang pedagang sang penjajah sang penjarah sang Pembina ragam macam macam Betapa kaya kisah kisah Isi mengisi lembaran sejarah Layak simak layak kaji arti berarti Supaya tidak bodoh tertipu macam macam Arogansi warisan zaman lama penjajahan * (6) Di Malaka mata terbuka pandang kian terang Ini kota Ini negeri amat berarti Tanda nyata suatu masa Ibukota imperium perdagangan kaum pedagang Para agen agen macam macam bertanda Islam Tuan tuan agen dagang Tuan tuan saudagar dagang berdagang pengedar kekayaan alam Rempah rempah jadi andalan Ke Srilangka ke India ke Parsia ke Arabia Hingga gapai Timur Tengah sekitar Eropa: Rempah rempah barang dagangan kondang Undang mengundang petualang datang Berandal kolonial dagang berdagang Saling saing bersaing selang silang perang takluk menaklukkan monopoli kekayaan hasil rampokan * (7) Di Malaka kian tahu makna unjuk ajar benar pun kurang ajar Pusat pusat dagang perdagangan ragam macam barang Pusat siar menyiar kabar unjuk ajar Jaya Berjaya jaja menjaja: Jika suka ambillah Jika tak suka dipaksa terpaksa menurut juga Jika nantang menentang diserang Perang penaklukan wilayah kekuasaan Terkisahlah kisah suka duka derita sengsara alam manusia Terjajah terjarah dari masa ke masa * (8) Unjuk Ajar Unjuk petunjuk ajar dari Malaka penambah sadar yang benar benar mendasar berakar Kenapa nama ku sandang bernuansa Arabisasi Oh rupanya betapa lah megah kuat luasnya kuasa Imperium dagang perdagangan dahulu kala Duhai bahkan pangeran Prameswara pun berubah Mohammad Iskandar Syah Sang nama termakna sejarah Kisah legenda Nusantara Zamrud Katistiwa * (9) Di Malaka Iya Malaka Malaysia mata hati mata pikiran menyaksi Arti mengarti selayaknya tradisi dagang berdagang terpateri Yang penting hakiki dagang Modal kapital laba berlaba Modal dagang mengundang laba Pupuk menumpuk Pun lomba berlomba Meski ketamakan loba berubah bala Terkendala marah bahaya nista Pertikaian perang penaklukan Monopoli kuat kekuasaan Kesewangangan berubah mala petaka Yang tertaklukkan Rakyat menderita * (10) Tuan Tuan Tuan tuan tuan Tuan pedagang penjajah penjarah datang dagang berdagang Sekalian jaja menjaja unjuk ajar benar tersulap kurang ajar: Sama di hadapan Tuhan beda dalam perolehan laba keberuntungan dan keadilan Keserakahan kesewenangan ciri tradisi penjajah penjarah Bedebah! * * (12) Di Malaka Di ini kota Ibunegeri Tegak berdiri di bawah tiang topang agung kapal layar besar Ku termenung Mengenang masa lama silam para pendatang dagang mengeduk untung Dagang berdagang menyebar ilmu Tteriring khotbah unjuk ajar Barisan keamanan bersenjata siap siaga menyergap setiap saat Seketika jiwa raga tunduk tertakluk harta kekayaan alam mudah terkeruk ditumpuk diangkut Armada kapal layar bersenjata meriam perkasa bertiang topang agung: Kapal Layar besar Perompak ulung * (13) Di Malaka Seketika di Malaka di bawah tiang topang agung kapal layar besar Daku termenung Bukan bingung melainkan berdengung: Tuan tuan pedagang penjajah penjarah beriring pengkhotbah berkawal brandal Tahu lah amal perbuatan itu ukuran Di mana kapan pun dalam kisah Lembaran sejarah pun kini jika kalian tipumenipu melumpuh menindas rakyat Tegas lugas ku damprat! * (14) Di Malaka Di bawah tiang topang Kapal layar besar Ku berujar kata: Tuan tuan pedagang Tuan tuan pawang uang Tuan tuan tukang dakwah tukang khotbah ber-amal-lah Jika cerah mencerdaskan rakyat bermanfaat Jika sebaliknya Jika paksa memaksa Jika menteror Jika menipu melumpuhkan rakyat Sekalian aparat tuan penguasa laknat Aku ulang bilang: Kalian layak didamprat! * (15) Di Malaka Seketika di Malaka Di dermaga di atas geladak Di bawah tiang topang kapal besar Pandang ku lepas melintas cakrawala luas Terkenang bayang kisah pendekar perang Hang Tuah Hang Jebat anti penjajah hebat Pantang menyerah meski sekelebat saat Gagah perkasa menjaga harkat Kuat Terhormat * * Catatan: (1).Naskah Seketika Di Malaka Malaysia ini disusun berdasarkan status profil Facebook A.Kohar Ibrahim (02-03 Mai 2011) ; setelah dilengkapi. Siar ulang Facebook 23 Mai 2011. * (2).Karya tulis A.Kohar Ibrahim lainnya berupa puisi yang saling berkaitan : "Singapura Dalam Puisi" (18 Sajak). « Jari Jemari Kazki Kekasih » (17 Sajak). « Jembatan Singapur-Kuala Lumpur » (12 Sajak). * |
Attachment(s) from abdul kohar ibrahim
1 of 1 Photo(s)
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.