Advertise Box

Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
0
OBYEK WISATA BALONG DALEM
Adventure Game & Natural Biotheraphy

Bumi Perkemahan dan Situ Balong Dalem (Balong Dalem) adalah  sebuah obyek wisata yang terletak di Desa Babakan Mulya, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Selain tempat kemah disini juga terdapat sebuah situ yang dulunya berbentuk dua buah kolam yang dalam, beberapa makam keramat serta dua mata air yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Tempat ini selain terkenal sebagai objek wisata bumi perkemahan juga merupakan tempat di adakannya beberapa acara ritual adat seperti Kawin Cai.

Tradisi kawin cai ini dilakukan disaat bilamana musim kemarau yang berkepanjangan yaitu dengan cara menyatukan air dari 7 mata ir cibulan (7 mata air ini dianggap sebaai mempelai pria) dengan mata air yang ada di Balong Dalem ( mata air ini dianggap sebagai mempelai wanita). Tradisi kawin cai ini selain diikuti oleh warga masyarakat Kuningan juga diikuti oleh masyarakat Kesepuhan Cirebon.
Balong Dalem saat ini dikelola oleh PDAU Darma Putra Kertaraharja dengan sistem manajemen professional, bermitra dengan Desa Babakan Mulya dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai

Balong Dalem mempunyai tiga daya tarik utama, yaitu :
1.    Situ yang berair jernih
2.    Mata air keramat yang tak pernah kering
3.    Pesona alam yang indah

Dengan potensi yang dimiliki, Balong Dalem sangat tepat untuk dijadikan tempat berkemah, berwisata air, outing dan outbound, serta tracking. PDAU akan mengembangkan dan menata Balong Dalem menjadi Taman Wisata Alami dengan tema Adventure Game & Natural Biotheraphy. Sejumlah fasilitas yang akan dibangun di Balong Dalem diantaranya Gerbang dan loket dengan desain unit dan alami menonjolkan cirri khas pariwisata Kuningan, khususnya Balong Dalem. Fasilitas umum akan dibangun dari bahan-bahan organik dan semi permanen yang akan mendukung kesan alami dari Balong Dalem.

Bagi para pengunjung yang ingin menginap maka akan dibangun guest house. Guest house ini layaknya cottage dengan desain tradisional tapi interior modern. Sebagai fasilitas wisata air maja akan dibangun kolam renang, kolam permainan anak (ember tumpah), dan berbagai wahana permainan air seperti water ball. Sedangkan untuk fasilitas wisata untuk ketangkasan dan permainan alam akan dibangun wahana outbound dan area camping ground. Agar anak-anak merasa lebih senang untuk bermain di Balong Dalem maka akan dibangun fasilitas kids playground. Di Balong Dalem juga akan dibangun food court sebagai fasilitas untuk wisata kuliner.

jadi, ayo kunjungi kami bersama keluarga, sahabat-sahabat, dan rekan-rekan Anda ke obyek wisata Balong dalem.....!

Contact Person   : 0232 9209340 (Linggarjati Organizer)
Email                   : linggarjati@visitkuningan.com
Fax                       : 0232 8881389
Office                   : Jl. Siliwangi No.9 Cirendang, Kab. Kuningan, Jawa Barat, Indonesia 45518
Website               : http://www.balongdalem.com/
__._,_.___
Attachment(s) from Rani Linggarjati

2 of 2 Photo(s)
0
 
Seperti Bapak tahu, saya bersama Pak Rosihan ke Belanda Desember 2009. Album foto yang disita Nefis tahun 1946 milik beliau tersimpan dengan baik di arsip Belanda. Kepada Pak Rosihan diberikan kopinya. Itupun saya rasa sudah cukup. Kopi Film yang dimiliki Des Alwi banyak yang sudah berubah alias dicampur dengan maksud tertentu. Untung arsip aslinya tersimpan dengan baik di Beeld en Geluid di Hilversum . Bagi bangsa Indonesia yang memerlukannya pihak kearsipan Belanda sangat membantu
Rushdy Hoesein.

--- Pada Rab, 4/5/11, Mestika Zed <mestikaunp@hotmail.com> menulis:

Dari: Mestika Zed <mestikaunp@hotmail.com>
Judul: [ac-i] Ingin lihat Museum Kerinci
Kepada: "artculture indonesia" <artculture-indonesia@yahoogroups.com>
Tanggal: Rabu, 4 Mei, 2011, 12:45 AM

Sekali Lagi Numpang Lewat (revisi)



Saya ingin melihat isu museum Kerinci
di negeri jiran dari sisi lain. Mungkin ada dimensi lain yang kurang terhayati
oleh kita mengapa Pemda Kerinci merestui pembangunan museum di negeri jiran
tsb. Saya juga tidak tahu apa alasannya. Namun terlepas dari itu semua, bagi
saya itu tak perlu diratapi betul sebab saat penguasa negeri ini makin
tunasejarah, mungkin ada baiknya juga inisiatif seperti itu bisa ditoleransi
dan mengambil hikmah positifnya.



Kita justru meratapi nasib kebanyakan koleksi naskah, perpusatkaan dan museum
di tanah air yang rata-rata begitu merana dan ketiadaan darah dan dengan
pengelolaan yang tak serius alias asal jadi dan amatiran. Lihatlah gedung
perpustakaan Bung Hatta yang begitu megah di Bukittinggi atau kisah sedih
perpustakaan Hatta di Yogya (apa masih ada?) seperti pucat pasi kurang gizi
karena ketiadaan kucuran ndana dari pemerintah atau suasta utk mengelolanya.
Kisah sedih pengelolaan sebagian besar museum di tanah air lebih gawat lagi.
Kita bisa membaca keluhan itu berulng kali lewat media. Ada museum yang dihuni
oleh orang gila atau orang tua penganggur yang tak ngerti apa-apa tt museum.

Maka bagi saya sementara ini lebih
baik seperti pengelolaan arsip Indonesia yang terawat baik di Negeri Belanda,
karena kalau di sini pasti hilang atau rusak sebab  tdk ada yang merasa
bertanggung jawab tentang ini. Lihat saja itu dokumen "Supersemar" ke mana
perginya? Semua lontar tanggung jawab. Coba cek alokasi dana APBD setiap
daerah, apakah tersedia dana yang cukup untuk bidang ini? Tidak ada atau sangat
kurang karena tukang patok dana di legislatif tak negerti soal ini dan karena
itu merasa tak penting. Walhasil kena coret. Dana untuk hal-hal seperti ini
selalu tekort. Padahal sebenarnya krusial; kata orang sejarah, naskah, koleksi
museum merupakan cerminan dan/ atau simbol tingkat peradaban suatu bangsa. Tentang
ini kita harus malu dengan negeri mana pun. Jadi bagi saya biarlah koleksi
berharga seperti itu dipelihara di luar negeri sana sementara menunggu pengausa
negeri iniasadar betapa berharganya kekayaan kita sudah lama tersia-sia itu.
Mudah-mudahan wacana Museum Kerinci bisa membangunkan kesadaran baru kita
bersalam. Salam. Mestika Zed

Sponsored by