Advertise Box

0
 

Otensitas tampaknya merupakan nilai saat ini di AS, menggelinding dari lidah-lidah para politikus, para selebriti, para guru Web, para penasehat masuk universitas, para bintang televisi. Selama beberapa bulan ini kata 'otentik'  itu telah dikutip oleh para tokoh masyarakat. "Kufikir apa yang orang lihat dalam diriku adalah bahwa aku adalah orang yang nyata," satu-satunya perempuan calon presiden mengatakan pada televisi  ABC bulan lalu. "Aku adalah otentik." Membicarakan siaran televisinya yang baru, seorang penyiar mengatakan pada harian The Vancouver Sun bahwa "dalam segala apa yang saya lakukan, saya selalu berusaha untuk otentik dan nyata."
 
Seorang puteri bangsawan dari Inggeris, mengatakan pada harian The Pittsburgh Post-Gazette dalam bulan Juli bahwa "jika anda takut apa yang orang fikirkan mengenai anda, maka anda  tidak otentik." Pada waktu yang sama, banyak sekali pedagang dan pelatih jejaring sosial mengajar bahwa bila ingin berhasil pada online - pada Twitter, Facebook, Match.com - kita semua harus "otentik!" Suatu pertunjukan diskusi yang direncanakan tahun depan oleh konperensi antaraktif South by Southwest menjanjikan untuk mengajar para hadirin "bagaimana menjadi seorang manusia yang otentik tanpa memalukan diri anda sendiri."
 
Kata 'otentik' telah menjadi buah mulut selama kira-kira berabad-abad, tetapi 'otentik' telah menikmati  popularitas yang diperbarui dalam satu abad jejaring sosial online dan pada acara-acara peringatan, di mana orang memperkuat versi-versi digital dari diri mereka sendiri. Tema ini sebegitu persuasif (meyakinkan) sampai salah satu institusi yang tertua di dunia telah mempertimbangkannya.  Bahwa 'otentik' telah menjadi suatu kata mode tidaklah mengejutkan bagi sarjana-sarjana seperti Nona Naomi S. Baron, seorang profesor linguistik pada universitas di ibukota, dan pengarang "Always On: Language in an Online and Mobile World."
 
Ia mengatakan adalah umum bahwa suatu kata dipakai  begitu sering sehingga kata itu kehilangan arti yang sebenarnya. Demikian pula, mengatakan "Saya adalah otentik" atau "jadilah otentik"  terdengarnya bagus, kata profesor tsb. Namun lebih membangkitkan minat daripada perkembangbiakan kata 'otentik' adalah  menyadari sendiri bahwa kata 'otentik' itu hanya  dipakai sekarang. "Apa yang anda tidak bisa lakukan adalah bila  guru media sosial menyarankan anda  untuk bersikap otentik meskipun sudah otentik," ucap Jeff Pooley, seorang asisten profesor media dan komunikasi pada Kolese di Pennsylvania. Ia mengatakan otensitas kini lebih tepat digambarkan sebagai "otensitas yang diperhitungkan" - atau "permainan sandiwara."
 
"Cara terbaik agar diri anda diperhatikan orang adalah tidak nampak diperhatikan orang, " Profesor Pooley mengatakan. Politisi-politisi berbuat demikian. Selebriti-selebriti (orang-orang yang terkenal, termashur) berbuat demikian. Dan anda, para pembaca, berbuatlah demikian setiap kali membuka status update pada Twitter, Facebook, Google. Kehidupan online tidaklah berbeda. Seperti salah seorang siswa Profesor Baron katakan: Facebook adalah "dirku pada hariku yang terbaik." ("me on my best day").
 
(selesai)
 
Sumber: Cultural studies,
harian setempat, Minggu,
11 Sept. 2011, diterjemahkan
secara bebas, dipersingkat
dan diberi beberapa anotasi
seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
0
 

Bagaimanakah para ilmuwan dapat membubuhi tanggal pada alat-alat purbakala secara akurat kapan alat-alat batu itu dibuat, seperti yang ditemukan di Telaga Turkana. Kenya?
 
Suatu artifak seperti alat yang dibuat dari batu api biasanya tidak dibubuhi tanggal secara langsung tetapi malah sebaliknya menurut umur lapisan-lapisan endapan (keladak)  yang ditemukan," kata Dennis V. Kent, seorang ilmuwan peneliti pada Observatorium Bumi Lamont-Doherty dari Universitas Columbia, New York. Membubuhi tanggal radiokarbon sangat luas dipakai untuk membubuhi tanggal bahan-bahan seperti arang dari perapian-perapian (tungku-tungku) dan karbonat-karbonat dalam selongsong-selongsong kecil, ucap Dr. Kent, tetapi terbatas pada kira-kira 50,000 tahun terakhir sebab setengah-hidup singkat karbon 14. Untuk endapan-endapan yang lebih tua, teknik-teknik termasuk tephrochronology (meliputi potasium) dan magnetostratigraphy (meliputi besi).
 
Dalam tephrochonology, lapisan-lapisan abu gunung berapi, tephra, sering berisi mineral-mineral mengandung potasium yang abad kristalisasinya (penghablurannya) dapat ditentukan, bahkan milyaran tahun sebelumnya. Tetapi jarangnya kejadian erupsi-erupsi gunung berapi mungkin menyukarkan untuk membubuhi tanggal endapan-endapan yang menyelangi. Endapan-endapan ini, bagaimanapun, tidak mungkin berisi mineral-mineral yang mengandung besi seperti magnet, yang bertindak seperti kompas-kompas. Orientasi magnetisnya dilestarikan waktu dimasukkan peti, dan ada serangkaian pembalikan polaritas-polaritas (muatan kutub)  magnetis bumi yang dibubuhi tanggal dengan baik.
 
Endapan-endapan di sekitar alat-alat yang ditemukan di Telaga Turkana, Kenya, segera disimpan sesudah pembalikan yang terjadi 1.778 juta tahun berselang, Dr. Kent mengatakan, jadi membantu menentukan abad alat-alat  yang diperkirakan: 3.76 juta tahun.
 
Sumber: C. Claiborne Ray,
harian setempat, Selasa,
13 September 2011, diter-
jemahkan secara bebas,
dan dibubuhi beberapa
anotasi seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
0


Reminder from:   Indonesia-Geographic Yahoo! Group
 
Title:   Hari Ozon
 
Date:   Friday September 16, 2011
Time:   12:00 am - 1:00 am
Repeats:   This event repeats every year.
Location:   Indonesia-Geographic@yahoogroups.com
 
Copyright © 2011  Yahoo! Inc. All Rights Reserved | Terms of Service | Privacy Policy


__._,_.___


____________________________________________________________________________
Facebook:http://www.facebook.com/group.php?gid=48445356623
Multiply: http://IndonesiaGeographic.multiply.com
Multiply: http://GeographicIndonesia.multiply.com
____________________________________________________________________________
Hapus bagian yang tidak perlu untuk menghemat bandwidth. Sisakan 1 atau 2 thread agar tidak membingungkan yang lain.
Apabila topik pembicaraan berubah, usahakan Subject juga diubah sesuai topik
----------------------------------------------------------------------------




Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___
1
 

 MADE in INDONESIA

"Konser musik untuk vokal dan piano dari komponis-komponis muda Indonesia"

 IKA S. WAHYUNINGSIH (Soprano) | LESTIKA MADINA (Pianis)

 Kamis, 15 September 2011

Pk. 19.30 WIB

TeMBI Rumah Budaya

Jl. Parangtritis Km. 8,4 Timbulharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta

 - Gratis -

Ika S. Wahyuningsih, swarawati (Soprano)

Lahir di Malang Jawa Timur 1984, studi musik vokal di SMM Yogyakarta 2000-2003. Ia melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta di bawah bimbingan Susanti Andari dan Endang Ismudiati. Setelah ia menyelesaikan studi musik vokalnya ia meniti karier sebagai penyanyi sopran profesional. Ia sering tampil baik tunggal maupun bersama ansambel dan orkestra seperti kuartet gesek D'java, Orkes Mahasiswa, Kutikula Gitar Trio. Dalam musik seni mutakhir ia banyak berkerja dengan beberapa komponis seperti Vincent McDermott, Alex Dea, Tony Maryana, Gatot Sulistiyanto, dan Tristan Coleman. Tahun 2009 ia terpilih sebagai karakter sentral Mata Hari dalam opera kontemporer karya Vincent McDermott yang melibatkan lebih dari 60 seniman. Bersama Yuty Lauda dan Nino Ario Wijaya ia tergabung dalam trio PVC yang telah melakukan konser di Yogyakarta, Jakarta dan Bandung. Agustus 2010 ia terlibat dalam proyek kolaborasi antar komponis dan musisi Indonesia-Australia Menggelanggang project yang merupakan proyek musik komputer proses langsung dengan jalur multikanal. Awal 2011, ia diundang sebagai penyaji dalam konser Phi the circle yang menyajikan karya komponis muda Indonesia. Ia juga menjadi solis dalam Dutch Chamber Music Company tour project yang dikonserkan bulan Agustus 2011 membawakan karya Gatot D. Sulistiyanto yang merupakan karya komisi dari Eduard van Beinum Foundation.

Lestika Madina Hasibuan (Pianis)

Lahir di Jakarta, 31 Desember 1986. Pada 1991, saat berusia 5 tahun, ia mengikuti Kursus Musik Anak-Anak Yamaha Music School di bawah bimbingan Ibu Dina dan Ibu Artini. Kemudian dia belajar piano dengan Ibu Sri (1994-1998) dan Ibu Rinto Rini (1999-2004) di  Nuansa Musik I. Pada Juli 2005, setamat SLA, ia melanjutkan pendidikan musiknya di Konservatori Musik Universitas Pelita Harapan, dengan minat utama Classical Piano Performance. Guru pianonya antara lain Marta Podolska, Eliot Jhang dan Mina Yamauchi.

Selama kuliah, Lestika juga mementaskan karya-karya dari sejumlah komposer Indonesia seperti "Gentasari" karya Dwiani Indraningsri (2006, Teater Utan Kayu), "Kelontong" karya Andreas Arianto Yanuar (2009, Universitas Pelita Harapan) dan "Manisan" karya Gatot Danar Sulistiyanto (2011, Teater Salihara & Da Vinci Tower). Dia juga mengikuti sejumlah master class antara lain dengan Cicilia Yudha, Eriko Takezawa, Enrico Lancia, Stephen Imorde, Dana Clocarlie, DR. Robert Keane, Andy Scott, serta sebagai partisipan dalam Seminar "Pendidikan Seni Budaya bagi Pembangunan Nasional" (Departemen Pendidikan Nasional, 2010). Pada Juli 2010, ia mendapat kesempatan dari Departemen Pendidikan Nasional untuk menjadi partisipan dalam Diklat Produktif Nasional (Pengembangan dan Pemberdayaan Guru dan Tenaga Pendidik Seni Budaya) dan pentas pada Festival of Performing Arts Teachers, International Arts Festival, Sleman, Yogyakarta.

Selain bermain solo, dia aktif bermain sebagai pengiring untuk beragam instrumen, instruktur privat piano, dan pengajar musik di SMK Sarasvati, Jakarta.

PROFIL KOMPONIS

Gema Swaratyagita |"Angin rampas", lahir di jakarta, 8 Januari 1984. Dia adalah seorang pianis, guru, komponis dan wartawan radio yang hingga kini tinggal di Surabaya. Sebagai komponis, karyanya pernah dimainkan di Surabaya dan Yogyakarta pada YCMF (Yogyakarta Contemporary Music Festival) tahun 2010, serta berperan aktif di Pertemuan Musik Surabaya (PMS) yang digagas oleh Slamet Abdul Sjukur. Sebagai guru, dia pernah mengajar musik di Unesa, Smkn 9 Sby, dan hingga saat ini masih mengajar di Rumah musik Primavermeza dan Purwacaraka Music Studio. Sedangkan sebagai pianis, dia masih aktif bermain piano reguler di hotel Hyatt dan Ibis Surabaya, juga sebagai pianis di Pop Orkestra Surabaya (POS). Selama ini Gema belajar Komposisi pada Slamet Abdul Sjukur dan piano pada Endang Retnowati dan Andri Wirawan di Surabaya. Selain itu, sejak 2008, dia juga berkecimpung di dunia jurnalistik radio pada Radio Elshinta hingga Colors Radio. Saat ini aktif berkesenian bersama Dusun Rhythm dengan mengeksplorasi seni tradisi dan modern.

Gardika Gigih Pradipta | "Sabtu Sore", lahir di Sragen, 5 Agustus 1990. Studi komposisi musik di ISI Yogyakarta dan lulus pada Januari 2011 dengan Karya Tugas Akhir "Impresi 6 Peristiwa" untuk Orkestra.  Aktif dalam berbagai kegiatan komposisi musik. Bulan lalu, karyanya untuk solo piano dipentaskan di Yokohama, Jepang. Gardika senang sekali dengan beberapa hal, terutama pianika, kereta dan hujan. Karya kali ini berjudul "Kereta Terbang Sabtu Sore" yang mengisahkan rutinitas seseorang naik kereta setiap hari sabtu sore karena suatu kewajiban.

Rocky Irvano |"Buntu", lahir di Ujung Pandang, 11 Februari 1988, Menempuh komposisi musik di ISI Yogyakarta sejak 2008 dengan Mayor Piano. Pernah belajar komposisi di bawah bimbingan Royke Koapaha, Joko Lemazh, Memet Chairul Slamet, Mas Gatot, Slamet Abdul Sjukur, Patrick G. Hartono, Heri Christian, dan Markus Rumbino. Karya yang pernah dimainkan antara lain Three Cities (2009), Spaceship (2009), Gnomes (2010), Lost in The Right Way (2010), Bersin (2010), String Quartet No.1 (2011),Clarinet Duet (2011).

 Matius Shan Boone |"Vocalise", (Magelang, 1985). Pengalaman musiknya dimulai saat belajar piano, dan kemudian memperoleh pendidikan piano dari pianis terkenal seperti Magda Hasan, Wei Tsin Fu, Levi Gunadi, dan Marta Podolska. Secara formal dia belajar komposisi dari Otto Sidharta dan Bernd Asmus. Dalam pendidikannya ia bertemu dan belajar dari banyak komposer seperti Dieter Mack, Slamet Abdul Sjukur, Ben Pasaribu, Iwan Gunawan, dan Roderik de Man. Dia memimpin UPH orchestra pada 2008, dan menjadi Kepala Departemen Music Composition di UPH Conservatory (2009-2011). Dia juga menjadi konduktor ensembel orkestra  remaja di GKI Jatinegara, GKY Pluit, dand GKY Grenvile.

Sebagai salah satu komposer muda yang menonjol, dia kerap diundang ke banyak negara. Karya musiknya telah dipentaskan di banyak tempat dan festival seperti Teater Utan Kayu, Teater Salihara, Taman Budaya Bandung, Yogyakarta Contemporary Music Festival (2008, 2010), Yogyakarta International Gamelan Festival 2010, International Gaudeamus Music Festival Netherland 2010, Manilla Composer Lab 2010, dan National University of Singapore Festival 2011. Dia diundang mengikuti Kuala Lumpur Contemporary Music Festival 2009, dan International Darmstad New Music Summer Course 2010 dimana dia bertemu komposer legendaris seperti Bryan Ferneyhough, Georges Aperghis, Manos Tsangaris, dan lainnya.

Dia terpilih sebagai 21 finalis pada International Gaudeamus Music Composer Competition 2010 melalui karya musiknya "Balungan" yang dimainkan oleh Ensemble Gending Netherland. Dia juga menulis dan mementaskan komposisinya pada National University Singapore Festival 2011 yang dimainkan oleh Asian Contemporary Ensemble, dan Teater Salihara Bienalle Literary Festival October 2011. Karyanya "Mukena" terpilih sebagai 10 komposisi finalis pada Goethe South-East Asian Young Composer Competition 2011 yang dimainkan oleh Ensemble Mosaik Germany dan Ensemble Kyai Fatahilah Bandung.

 Julius Catra Henakin |"D.V.I", lahir di Surabaya pada tanggal 26 juli 1989. Belajar Musik dimulai pada usia 13 thn, dengan alat musik piano. Pada usia 15 tahun mulai belajar biola di bawah bimbingan Bpk. Alexander Tambayong (salah satu guru biola senior di Surabaya) dan Bpk. Sarjoko. Karier Musiknya sebagai Solo violin dan pemain orkestra diawali di Surabaya Symphony Orchestra (SSO) di bawah bimbingan Dr. Solomon Tong (Conductor). Pada bulan Juni 2011 telah menyelesaikan studi musik S1 di ISI Yogyakarta dengan Mayor Violin (Dibimbing oleh Dra. C.H. Kismiyati & Bapak Drs. Pipin Garibaldi, D.M., M.Hum) dan Minat Utama Komposisi Musik di bawah bimbingan Joko Lemazh S, Hadi Susanto, Haris Nathanael, R. Chairul Slamet, Royke Koapaha. Gemar menggubah Komposisi dimulai pada usia 16 tahun – Hingga Sekarang. Belajar musik modern & eksperimental musik pada Gatot Danar Sulisyanto (Composer). Ia membuat banyak komposisi- komposisi musik yang berciri khas Klasik maupun modern dalam bentuk Musik kamar maupun Orkestra. Saat ini dia telah mempelajari banyak gaya-gaya maupun bentuk musik orkestra modern dan telah mendalami teknik-teknik pengolahan instrument dalam Orkestrasi dan disamping itu saat ini dia juga mulai aktif membuat karya2 musik kamar yang berformat duet-trio-Quartet yaitu untuk memenuhi karya musik kamarnya. Dia juga pernah mengikuti Masterclass yaitu: Mengikuti Master class Violin dengan Robert Brown (Jerman), Prof. Takashi Shimizu (Jepang), Prof. Hiroaki Oseki (jepang), dan Workshop dengan Anton Issehardl (Jerman), Him Savy (Kamboja), Rogier Van der Tak (Amsterdam Viola Quartet), Tijmen Welhburg (Dutch Chamber Music Company). Masterclass & Komposisi Musik dengan Bapak Slamet Abdul Sjukur (Composer), Ibu Narusya Nainggolan (Pianist & Composer), Shinta Wulur (Belanda). Mulai pertengahan Juli 2010 menekuni dunia Conducting dengan serius di bawah bimbingan Mr. Edward Van Ness (USA) hingga sekarang.

Tembi Rumah Budaya | Forum Musik Tembi | Karta Pustaka

 

 

 

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
A bad score is 598. A bad idea is not checking yours, at freecreditscore.com.

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
0
 

"Cavefish" adalah ikan purbakala, tanpa sisik, hidup dalam kegelapan sama sekali, dan kekurangan zat warna apapun. Kini para peneliti telah menemukan bahwa mereka mempunyai ciri lain yang luarbiasa: irama sirkadia, atau jam tubuh, 47 jam, kira-kira dua kali panjang sebagian besar binatang, termasuk manusia. Biasanya, faktor penting yang membantu jam sirkadia yang penting adalah cahaya matahari. Tetapi para peneliti, yang melaporkan temuan mereka dalam jurnal PLos Biology, menulis bahwa jam ikan "cavefish" sama sekali buta terhadap cahaya.
 
"Mereka telah hidup terisolasi sama sekali selama jutaan tahun dari siklus siang-malam, " ujar kepala peneliti, Nicholas Foulkes, seorang ahli kronobiologi pada Institut Teknologi Karlsruhe di Jerman. Para peneliti mengumpulkan ikan "cavefish" yang hidup di bawah padang pasir Somalia. Mereka menyingkapkan ikan tsb. pada siklus siang-malam bersama-sama dengan ikan zebra. Hanya ikan zebra yang memberikan reaksi. Gene-gene fotoreceptor dalam ikan "cavefish" tidak memberikan reaksi pada cahaya matahari sama sekali. Dengan kata lain, Dr. Foulkes mengatakan, "jam-jam mereka adalah buta."
 
Meskipun begitu, jam-jam masih berfungsi. Para peneliti mampu untuk mengatur jam-jam sirkadia ikan "cavefish" dengan menciptakan jadwal pemberian makanan yang tetap. "Mereka mempunyai jam-jam," Dr. Foulkes mengatakan, "Cuma mereka tidak mempunyai pengertian mengenai cahaya." Ia menambahkan bahwa penelitian itu memberikan informasi baru mengenai evolusi jam-jam sirkadia dan pengaruh-pengaruh dari kegelapan yang terus-menerus. "Kami benar-benar memandang pada evolusi ini pada tingkat gene," kata dia.
 
Sumber: Observatori, harian
setempat, Selasa, 13 Sept.
2011, diterjemahkan secara
bebas dan diberi beberapa
anotasi seperlunya.
 
Salam Historia!
Sumar.

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
0
 

Hari ini tanggal 14 September 2011, nasib korban Rawagede akan dibicarakan di pengadilan Belanda. Maksudnya mau diterima atau ditolak tuntutan para korban tersebut ? lalu kalau diterima apa dampaknya ? Mungkin Ero bagal banjir didesa Karawang itu. Rupanya menurut pengakuan Belanda uang pernah dikirim untuk Balongsari atau Rawagede sebesar 850.000,- Ero ? Lalu kemana larinya duit Belanda itu ?
 
Ke Mana Uang Rawagede?
Diterbitkan : 13 September 2011 - 3:03pm | Oleh Michel Maas
Kementrian Kerja Sama Pembangunan Belanda mengalokasikan 850.000 euro untuk Rawagede. Namun sampai sekarang, tidak ada buktinya. Ke mana dana itu disalurkan?
Awal 2009 Bert Koenders, yang waktu itu menjabat Menteri Kerja Sama Pembangunan, mengalokasikan 850.000 euro untuk Balongsari, kelurahan yang menaungi desa Rawagede.
Dana ini tidak boleh disebut ganti rugi atau kompensasi dari pembunuhan massal yang dilakukan tentara Belanda pada 1947di Rawagede. Karena jika dana itu disebut ganti rugi atau kompensasi, berarti Belanda mengakui kesalahan mereka, hal yang ditolak negara kincir angin ini selama hampir 64 tahun. Jadi, sebutlah ini bagian dari dana kerja sama pembangunan, dan tidak hanya untuk Rawagede, namun juga untuk wilayah sekitarnya.
Tak ada bukti
Dari 850.000 euro itu rencananya akan dibangun sebuah sekolah dan pasar di Rawagede. Dan rumah sakit di Balongsari juga akan diperbesar.
Dua setengah tahun kemudian, masih belum ada rencana yang terwujud. Di pinggir desa terhampar sawah seluas satu hektar, menunggu untuk dibangun SMK. Rancangannya, menurut otoritas setempat, sudah selesai. Mereka tinggal menunggu dana turun.
Jika dana turun, sekolah akan langsung dibangun, kata Sukarman, ketua yayasan lokal yang sebelumnya pernah membangun sekolah di Rawagede. Sekolah yang dibagun yayasannya berdiri di seberang sawah, dan sekarang punya delapan ratus siswa. "Sekolah itu kami bangun dalam waktu tiga bulan. Bank Dunia memberikan uang kepada yayasan kami, dan semua langsung kami urus."
Mendagri
Nyatanya, prosesnya sangat berbeda dengan uang Belanda. Dana Belanda bukan untuk Rawagede. Bahkan bukan untuk Karawang, kabupaten yang menaungi Rawagede. Dana kerja sama pembangunan tersebut diberikan ke Kementrian Dalam Negeri di Jakarta. Merekalah yang akan memutuskan siapa yang boleh membangun sekolah, dan kapan.
Belanda punya MOU, semacam perjanjian, dengan Kemendagri Indonesia. Sebagian kecil dana akan ditransfer bulan Desember mendatang. Otoritas setempat sama sekali belum dihubungi Jakarta dan sama sekali tidak jelas apakah dan kapan proyek ini akan dimulai.
Kedutaan Besar Belanda di Jakarta membela diri. Birokrasi yang berbelit-belit ini harus ditempuh atas alasan "ketelitian". Proyek ini harus "berkesinambungan" dan karena itulah sejak awal harus didiskusikan dengan semua pihak dengan seksama. Dan "ketelitian butuh waktu," kata wakil duta besar Belanda Annemieke Ruigrok. Menurutnya "kementrian dalam negeri sibuk menyelesaikan rincian terakhir." Apa artinya, tidak jelas.
Yang jelas, tidak ada "perundingan" terjadi. Walau rencana pemerintah setempat sudah selesai sejak dua tahun lalu, kementrian sama sekali belum menghubungi mereka.
Hivos
Tidak semua dana dari menteri Koenders ada di Jakarta. 254.500 euro disalurkan ke yayasan Belanda Hivos, yang mempergunakan dana tersebut untuk kredit mikro di Rawagede. Ratusan orang di desa, dan ratusan lain di desa sekitar, memanfaatkan pinjaman tersebut. Total 106.533 euro telah dikeluarkan. Dari keseluruhan dana Koenders, cuma itulah yang benar-benar sampai ke rakyat.
Hivos mendirikan koperasi yang sekarang memiliki 1247 anggota. Mereka juga mengalokasikan sekitar 50.000 euro untuk toko organik yang dikelola koperasi tersebut. Tokonya belum ada, ketua koperasi Riyadi mengakui. Sampai sekarang koperasi hanya berbisnis tabung gas. Selain itu 50.000 euro yang mereka terima juga digunakan untuk "biaya operasional" koperasi dan gaji karyawan.

__._,_.___
Recent Activity:
KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
>>> Another way to love Indonesia!
Phone: +6221.3700.2345, Mobile: +62818-0807-3636
Email/FB: komunitashistoria@yahoo.com
Twitter: @IndoHistoria
Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage: http://www.komunitashistoria.org
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___
0
 

NDA (2)_resize.jpg

 

KONSER MUSIK KLASIK akan kembali digelar oleh Karta Pustaka bekerjasama dengan Erasmus Huis dan Fakultas Kedokteran UGM. Kali ini akan menampilkan the New Dutch Academy (NDA) dari Belanda dalam format orkes kamar dengan instrumen dawai (biola, viola, cello, gitar) dan tiup (flute). NDA untuk format ini, dipimpin oleh Simon Murphy (Australia), terdiri dari 4 pemusik dari 4 negara yaitu Australia, Inggris, Amerika Serikat dan Swedia, namun menetap di Belanda. Keempatnya adalah pemusik profesional muda usia dengan pengalaman bermusik di berbagai negara.

 

Konser akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2011, pkl. 19.30, di Auditorium II Fakultas Kedokteran UGM, jl. Farmaco, Sekip Utara, Yogyakarta.

 

Simon Murphy selain menjadi pemain viola adalah juga seorang konduktor orkes. Informasi mengenai Simon Murphy dan the NDA dapat di lihat di berbagai laman berikut ini.


Simon Murphy conducting The Hague's Baroque Orchestra, The New Dutch Academy (NDA), live at De Bijloke, Gent, March 2011, in a programme of recently rediscovered 18th century symphonic masterworks.

“The Dutch Haydn” Joseph Schmitt, Symphony in E Flat “Hurdy Gurdy”
http://www.youtube.com/watch?v=yvlYv2PhO4Q&feature=related

Carl Stamitz, Symphony in C, Opus 24
http://www.youtube.com/watch?v=C7etRJWU0fQ&feature=related

These works appear on a series of SA-CDs (PentaTone) documenting recently rediscovered European musical heritage, featuring world premiere recordings of 18th century symphonies by Schmitt, Schwindl, Stamitz, Graaf and Zappa.

Press Quotes:
“The interpretation of repertoire-refresher, conductor Simon Murphy radiates joie de vivre and distinguishes itself by its enthusiasm” Diapason, France
“Compelling and engaging, brilliant playing” Concerto, Germany
"Murphy creates an earthy energy with funky rhythms and fine articulation” De Volkskrant, The Netherlands
“inspiring, vibrant and energising” Alte Musik Aktuell, Germany

More information: http://www.newdutchacademy.nl/

Simon Murphy
CV: http://www.linkedin.com/in/simonmurphymusic
Bio: http://www.newdutchacademy.nl/index.php?option=com_content&view=article&id=8&Itemid=14
Telephone: + 31 - 614 975 395
Email: simon.murphy.music@googlemail.com
Post: van Bleiswijkstraat 191, 2582 LD, Den Haag, Holland

 

Kontak penyelenggara:

KARTA PUSTAKA

Pusat Kebudayaan Indonesia-Belanda

(Indonesisch-Nederlands cultureel centrum/Indonesian-Dutch Cultural Center)

Jl. Bintaran Tengah 16, Yogyakarta 55151

T. 0274 383792   F. 0274 377124   E. kpustaka@indosat.net.id   fb: www.facebook.com/karta pustaka

 

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


A bad score is 596. A good idea is checking yours at freecreditscore.com.
.

__,_._,___

Sponsored by