Raja Ali Haji: Sebuah Awal
Bagi peminat bahasa Indonesia, bila ia menelusuri sejarah awal perkembangannya, pasti akan menemukan nama Raja Ali Haji (1809 – 1872). Raja Ali Haji adalah orang pribumi pertama yang menyusun tata bahasa Melayu. Hal itu bisa dibaca dari karya-karyanya dalam penyusunan tata bahasa dan kamus bahasa Melayu --yang kemudian menjadi cikal bahasa Indonesia. Raja Ali Haji adalah seorang intelektual: karya-karyanya meluas mulai dari masalah bahasa (Kitab Pengetahuan Bahasa Penggal Pertama dan Kitab Bustanul Katibina Li-s-Subyani l-Muta'alimin), sejarah (Tuhfat al-Nafis, Syair Singapura Dimakan Api, Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah), sastra (Hikayat Abdul Muluk , Gurindam XII), agama (penganut tasawuf yang taat dari tarikat Nakhsyahbandiah), etika (Suluh tentang Pegawai, Taman Permata, Syair Siti Syarah), politik dan hukum. Selain itu, ia juga seorang bangsawan yang memiliki darah biru dan menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan Ker. Melayu Riau --baik sebagai penguasa di Lingga maupun penasehat kerajaan di Penyengat yang saat itu merupakan pusat kerajaan sekaligus keilmuan Melayu Islam abad XIX. Sejatinya, Raja Ali Haji adalah bangsawan Riau berdarah Bugis. Ia dilahirkan di Pulau Penyengat, sebuah pulau kecil yang berada persis di depan kota Tanjungpinang, Bintan, Riau. Ayahnya bernama Raja Ahmad. Sementara kakeknya, Raja Haji, seorang pahlawan nasional. Ia tercatat pernah menjabat sebagai Yamtuan Muda (Yang Dipertuan Muda-Perdana Menteri) ke-4 dalam Kesultanan Johor-Riau. Raja Haji gugur ketika bertempur melawan Belanda tahun 1784 di Selat Malaka. Sejak remaja, Raja Ali Haji sering mengikuti ayahnya berekspedisi ke sejumlah wilayah, termasuk ke Batavia untuk berniaga dan naik haji ke Mekkah. Pengalaman bepergian itulah kemudian yang memberikan wawasan luas baginya untuk menulis berbagai hal. Meskipun keturunan Bugis, Raja Ali Haji tetap akrab dengan penduduk sekitar. Di sisi lain, ia pun dikenal sebagai penganut garis keras dan konservatif dalam menentang kolonial Inggris. Itulah sebabnya, karya Raja Ali Haji sengaja tidak dipopulerkan oleh Inggris. Namanya tenggelam di bawah bayang-bayang Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, seorang munsyi keturunan India yang juga banyak menulis bahasa dan sastra di Singapura --yang saat itu dijajah Inggris. Salah satu karya Raja Ali Haji yang banyak dibincangkan orang adalah Gurindam XII. Gurindam termasuk jenis puisi lama yang banyak kita temui dalam masyarakat Melayu. Gurindam terdiri dari sebuah kalimat majemuk, yang dibagi menjadi dua baris bersajak. Tiap-tiap baris sebuah kalimat berhubungan antara anak kalimat dengan induk kalimat, di mana anak kalimat merupakan jawaban dari induk kalimat. Gurindam berfungsi untuk mengatakan sesuatu yang benar melalui pepatah atau peribahasa --yang umumnya berupa nasehat. Disebut Gurindam XII, karena gurindam ini berisi 12 pasal yang setiap pasalnya terdiri dari beberapa gurindam di dalamnya. Isinya meliputi persoalan ibadah, perseorangan, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orangtua, tugas orangtua terhadap anak dan masalah-masalah kemasyarakatan lainnya. Raja Ali Haji wafat di tanah kelahirannya, Pulau Penyengat, pada usia 73 tahun. Ia dimakamkan berdampingan dengan Ratu Hamidah (Tuan Putri) beserta kerabat kerajaan lainnya. Note:
- Beberapa contoh gurindam yang terdapat dalam Gurindam XII:
Barang siapa meninggalkan sembahyang seperti rumah tiada bertiang Barang siapa meninggalkan zakat tiada hartanya beroleh berkat Apabila terpelihara lidah niscaya dapat daripadanya faedah Hati itu kerajaan di dalam tubuh jikalau zalim segala anggota pun rubuh Apabila dengki sudah bertanah datang daripadanya beberapa anak panah Mengumpat dan memuji hendaklah pikir di situlah banyak orang yang tergelincir Pekerjaan marah jangan dibela nanti hilang akal di kepala Jika hendak mengenal orang berbangsa lihat kepada budi dan bahasa Jika hendak mengenal orang mulia lihatlah kepada kelakuan dia Jika hendak mengenal orang yang berilmu bertanya dan belajar tiadalah jemu Jika hendak mengenal orang yang berakal di dalam dunia mengambil bekal Jika hendak mengenal orang yang baik perangai lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai Cahari olehmu akan sahabat yang boleh dijadikan obat Cahari olehmu akan guru yang boleh tahukan tiap seteru Cahari olehmu akan kawan pilih segala orang yang setiawan Apabila banyak berkata-kata di situlah jalan masuk dusta Apabila anak tidak dilatih jika besar bapanya letih Apabila banyak mencacat orang itulah tanda dirinya kurang Apabila orang yang banyak tidur sia-sia sahajalah umur Apabila perkataan yang lemah lembut lekaslah segala orang mengikut Apabila perkataan yang amat kasar lekaslah orang sekalian gusar Dengan bapa jangan durhaka supaya Allah tidak murka Dengan ibu hendaklah hormat supaya badan dapat selamat Dengan anak janganlah lalai supaya boleh naik ke tengah balai Ingatkan dirinya mati itulah asal berbuat bakti Akhirat itu terlalu nyata kepada hati yang tidak buta 2. Keterangan Foto:
A. Gambar Raja Ali Haji B. Pulau Penyengat C. Makan Raja Ali Haji yang berada di depan makam Ratu Hamidah (Tuan Putri) D. Masjid Penyengat |